Home » » Titik Terang Kisruh PSSI di Penghujung Kesabaran FIFA

Titik Terang Kisruh PSSI di Penghujung Kesabaran FIFA

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Kamis, 06 Desember 2012 | 10.01

Batas waktu bagi penyelesaian konflik yang melanda sepak bola nasional tinggal hitungan hari. Pada 10 Desember 2012 nanti, PSSI dituntut untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada. Mampukah Indonesia lepas dari sanksi FIFA?

Kisruh yang melanda sepak bola Indonesia memang bukan hal yang baru. Sudah hampir dua tahun, PSSI dilanda dualisme, baik kompetisi maupun organisasi. Masalah bahkan juga merembet hingga ke timnas.

AFC sebenarnya sudah berusaha membantu Indonesia untuk menyelesaikan konflik ini. Melalui pembentukan tim Task Force, AFC dan FIFA berhasil membujuk kedua pihak untuk duduk bersama. Hasilnya, adalah ditandatanganinya MoU yang menjadi rujukan bersama dalam menyelesaikan konflik yang terjadi. Salah satu poinnya adalah membentuk Joint Committee yang dihuni perwakilan dari kedua kubu.

Meski demikian, penyelesaian konflik ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Pasalnya, JC yang dibentuk tidak bisa bekerja maksimal. Rapat yang berjalan kerap berujung deadlock. Belakangan, tiga wakil dari PSSI, termasuk ketua JC, Todung Mulya Lubis memutuskan untuk mengundurkan diri dan digantikan tiga orang baru.

"Sehancur-hancurnya PSSI dulu tidak pernah sampai seperti sekarang ini," kata Ketua Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia (APSI) GH Sutedjo kepada wartawan, Rabu, 5 Desember 2012. "Dulu tidak ada dua PSSI. Kalau pun ada konflik itu hanya dinamika organisasi saja," beber ketua Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Jakarta Timur itu.

Melihat situasi yang tak kunjung membaik, APSI pun mengeluarkan 6 butir pernyataan sikap mereka. Salah satunya adalah mendesak agar FIFA dan AFC segera mengeluarkan sikap tegas terhadap Indonesia.

"Kalau mau disanksi, ya disanksi sekalian," beber GH Sutedjo. Menurutnya, sikap setengah-setengah dari FIFA dalam menyikapi sepak bola Indonesia justru membuat situasi semakin tak menentu.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng  telah menerima surat dari FIFA. Dalam surat tersebut, FIFA menyatakan tidak melihat ada perkembangan yang signifikan terhadap penyelesaian kisruh yang melanda PSSI meski sudah ada MoU yang telah disepakati kedua pihak yang bertikai--PSSI pimpinan Djohar Arifin Husin dan PSSI pimpinan La Nyalla Mattalitti atau yang disebut juga Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI).

"Deadline dari FIFA sampai 10 Desember dan FIFA akan bersidang tanggal 14. Jika tidak ada kemajuan, maka sanksi akan diberikan kepada Indonesia dan tidak jelas batasnya sampai kapan," ujar Andi usai memanggil perwakilan KPSI dan PSSI, Rabu, 5 Desember 2012.

Menerima ultimatum dari FIFA, Andi tak ingin bertindak gegabah. Politisi partai Demokrat itu kemudian meminta masukan dari berbagai pihak, seperti Ketua Umum KONI, Tono Suratman, Ketua KOI, Rita Subowo, mantan Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, dan para pengamat. Andi tak ingin salah langkah dalam menyikapi surat FIFA.

Selain itu kedua pihak juga sepakat menggelar satu kongres sebelum 10 Desember 2012 dan akan dihadiri oleh voters KLB Solo. Ini sesuai dengan poin yang tercantum pada MoU. Kedua pihak juga bersedia menyelesaikan seluruh poin yang tertuang dalam MoU. Menurut Andi, finalisasinya akan ditentukan dalam rapat JC, Rabu malam.

Andi sangat berharap dengan kesungguhan kedua belah pihak dalam menjalankan seluruh isi MoU agar Indonesia terhindar dari sanksi. Tak lupa, Andi juga akan mengawal jalannya rapat JC dan mengancam akan bertindak sesuai undang-undang bila rapat kembali deadlock.

Sayang Andi enggan merinci bentuk kewenangan itu. "Yang jelas pada waktu lalu pemerintah sudah pernah menggunakan kewenangannya dengan tegas," sambung mantan jubir presiden itu.

Rapat Joint Committee
Sementara itu, beban berat kini dipikul oleh JC. Dalam waktu kurang dari sepekan, mereka harus menyelesaikan seluruh butir dalam MoU. Karena itu, usai dipanggil Menpora, JC langsung menggelar rapat yang berlangsung 3 jam di kantor PSSI, Senayan, Jakarta.

Ketua JC, Saut Sirait mengatakan bahwa banyak prinsip-prinsip yang sudah disepakati. Salah satunya adalah mengenai pengembalian empat Exco PSSI yang sebelumnya dipecat. Menurutnya, Sekjen PSSI, Halim Mahfudz akan segera menerbitkan surat keputusan (SK) pengembalian keempat anggota Exco PSSI itu paling lambat 6 Desember 2012.
Selain itu, kedua pihak juga sepakat untuk menggelar Kongres dengan peserta KLB Solo. Namun sebelumnya, JC akan melakukan verifikasi terhadap para peserta. Ini bukan perkara mudah, mengingat sebagian klub yang memiliki hak suara saat ini juga mengalami dualisme.

"Mulai besok (hari ini) akan dilakukan verifikasi. Nanti hasilnya akan dipresentasikankepada JC," ucap Sefdin Syaifudin, perwakilan pihak KPSI yang hadir dalam pertemuan. Sefdin akan bertugas melakukan verifikasi ditemani wakil dari PSSI, Halim Mahfudz.

Wakil KPSI lainnya, Togar Manahan Nero menegaskan, pihaknya memiliki komitmen 100 persen dalam penegakan MoU. Ia pun optimistis dengan kongres nanti.

"Yang lainnya di poin MoU sudah oke. Cuma masalah waktu dan tempat yang belum. Kamiingin 9 Desember, sementara PSSI tanggal 10. Nanti akan konsultasikan dulu," ujarnya.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger