Home » »

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Selasa, 09 September 2014 | 20.37

BERITA JUANG DARI 669 BURUH PT. HOCKINDA CITRA LESTARI DELI SERDANG SUMATERA UTARA
MENUNTUT PEKERJAKAN KEMBALI 669 BURUH DAN PEMENUHAN HAK NORMATIF

Deli Serdang, September 2014 - Setelah melakukan perjuangan panjang selama 51 hari, dimana sejak PHK semena-mena terhadap 669 buruh secara sepihak oleh pimpinan perusahaan PT. Hockinda Citra Lestari. Hari ini Senin tanggal 08 September 2014, dengan keyakinan penuh dan rasa solidaritas yang tinggi, sekitar 500 buruhyang tergabung dalam SBME GSBI PT Hockinda Citralestari beserta sanak keluarganya dari jumlah total 669 buruh yang di PHK, melakukan aksi pelumpuhan proses produksi perusahaan dengan cara memblokir seluruh pintu gerbang masuk perusahaan. Tindakan ini sengaja dilakukan oleh para buruh sebagai bentuk paksaan kepada pimpinan perusahaanyang telah menelantarkan 669 buruh selama 51 hari  atas perselisihan hubungan kerja, dengan cara mem PHK 669 buruh tanpa menjalankan mekanisme PHK yang telah diatur Undang-Undang dan ketentuan hukum lainnya tentang perburuhan. Selain menuntut agar pihak pimpinan perusahaan segera menyelesaikan perselisihan hubungan kerja sehingga dapat mempekerjakan kembali para buruh, 669 buruh juga menuntut agar pihak perusahaan untuk dapat segera melaksanakan pemenuhan hak-hak normatif seluruh buruh yang selama ini dilanggar, seperti pembayaran upah setiap tahunnya dibawah UMSK Deli Serdang, pembayaran THR diluar ketentuan hukum, pelarangan berorganisasi dan berserikat, dan lain-lain.
Aksi pemblokiran yang dilakukan oleh sekitar 400 buruh beserta sanak keluarganya, dimulai sejak pukul 05.00 dini hari subuh dengan berkumpul dan berbaris tepat di depan perusahaan PT. Hockinda Citra Lestari. Sekitar pukul 05.30, setelah para buruh telah hadir dan berkumpul di depan perusahaan, maka secara tertib para buruh mulai menyusun barisan secara rapi dengan melengkapi perlengkapan spanduk yang bertuliskan “Pekerjakan kembali 669 buruh yang diPHK semena-mena” dan “Kami para buruh siap bekerja dan memajukan perusahaan”. Penyusunan barisan pemblokiran dilakukan persis di depan ketiga pintu gerbang perusahaan.  Dalam melangsungkan aksi pemblokirannya, turut juga puluhan warga masyarakat sekitar yang berdomisili di sekitaran  perusahaan membantu dengan berjaga di beberapa titik jalan akses menuju pabrik untuk mengamankan pihak-pihak yang ingin masuk ke dalam pabrik. Sikap dukungan yang diberikan warga masyarakat kepada para buruh yang melakukan perjuangannya merupakan wujud solidaritas terhadap upaya untuk memberikan rasa aman dan kondusif di area tempat tinggal mereka atas pelanggaran hukum yang dilakukan pimpinan perusahaan sebagai pemicu atas kondisi tersebut.
Setelah massa buruh menyusun barisan pemblokiran di depan perusahaan, selanjutnya beberapa jam kemudian, sekitar pukul 07.00 hingga pukul 07.45. Puluhan buruh yang masih bekerja mulai berdatangan ke perusahaan berupaya untuk dapat masuk ke dalam area perusahaan. Akan tetapi, olehmassa yang telah memblokir pintu masuk gerbang perusahaan, segera menghadang dan menjelaskan kepada para sahabatnya yang masih bekerja, agar tidak masuk ke dalam pabrik dikarena kami sekitar 500 orang beserta keluarga sedang melangsungkan pemblokiran pabrik sebagai bentuk perjuangan buruh untuk memaksa perusahaan agar dapat memenuhi hak-hak normatif kita bersama serta mempekerjakan kembali kami yang di PHK begitu saja. Setelah mendapatkan penjelasan dari massa buruh yang melakukan pemblokiran, sebagian besar buruh yang bekerja mengambil sikap pasif dan menerima tindakan tersebut dengan kembali pulang ke rumahnya masing-masing. Akan tetapi juga terdapat sebagai kecil buruh yang bekerja melakukan pemaksaan kepada massa buruh yang melakukan pemblokiran untuk dapat masuk ke dalam pabrik. Tindakan tersebut dipicu oleh provokasi dan mobilisasi yang dilakukan oleh para pengurus Serikat Kerja Hockinda Citra Lestari (SKHOCI) sebagai serikat bentukkan perusahaan kepada sebagian kecil buruh yang masih bekerja untuk memecah persatuan buruh. Provokasi dan mobilisasi yang dimotori oleh SKHOCI sempat mengakibatkan kericuhan kecil dan tarik menarik antara sebagian buruh yang melakukan pemblokiran dengan sebagian kecil buruh yang ingin masuk ke dalam pabrik. Namun kondisi tersebut hanya berlangsung sekitar beberapa menit saja, sampai situasi dan kondisi di depan perusahaan kembali kondusif dan terkoordinir ketika para pengurus SKHOCI mengurungkan niatnya untuk memprovokasi buruh yang bekerja agar memaksa masuk ke dalam pabrik.
Kegagalan provokasi dan mobilisasi oleh SKHOCI terhadap buruh yang masih bekerja untuk menggagalkan aksi pemblokiran, menurut informasi yang di himpun dilanjutkan dengan memobilisasi puluhan buruh yang bekerja ke instansi Kepolisian wilayah Sunggal untuk mengajukan pengaduan atas penghalang-halangan dan pemblokiran tersebut. Meski pengaduan telah dilakukan oleh pihak SKHOCI ke instansi Kepolisian wilayah Sunggal. Dengan keyakinan dan pengorbanan penuh sekitar 500 an buruh beserta keluarganya, tetap melaksanakan aksi pelumpuhan proses produksi perusahaan dengan cara pemblokiran pintu gerbang masuk perusahaan secara tertib dan terkoordinir.
Sekitar pukul 11.00, ditengah terik panasnya matahari, massa buruh yang melakukan pemblokiran semakin bersemangat ketika berbagai bentuk dukungan dan solidaritas senantiasa silih berganti datang ke lokasi perusahaan untuk membantu perjuangan ratusan buruh. Dukungan dan solidaritas tersebut datang dalam berbagai bentuk seperti sumbangan logistik air minum dan makanan ringan yang diberikan langsung oleh warga masyarakat kepada ratusan buruh yang berjuang dan kehadiran puluhan mahasiswa yang memberikan dukungan moril dengan bentuk orasi politik terkait dukungan kepada perjuangan yang dilancarkan oleh ratusan buruh serta protes dan pengecaman atas tindakan pimpinan perusahaan yang mem PHK semena-mena 669 buruh dan melanggar hak-hak normatif buruh.
Menurut Manurung salah satu warga mengatakan, kami mendukung perjuangan buruh ini, karena perusahaan Kompor ini juga kurang peduli terhadap masyarakat sekitar terutama dalam penerimaan buruh/karyawan, haruskan kan mengutamakan atau mererut terlebih dahulu warga sekitar perusahaan yang di prioritaskan untuk bekerja, tapi ini tidak malah dari tempat atau wilayah-wilayah lain, sementara disini banyak anak mudah yang menganggur dan sulit untuk masuk kerja di pabrik kompor ini. Tegasnya.
Hingga kabar ini dirilis, aksi damai pemblokiran tetap masih berlangsung secara tertib dan terkoordinir oleh 500 an buruh beserta keluarganya  dari total 669 buruh yang di PHK sepihak oleh pimpinan perusahaan PT. Hockinda Citra Lestari. Warga masyarakat yang berdomisili di sekitaran perusahaan juga hingga kini masih tetap berada di lokasi aksi buruh guna mendukung dan bersolidaritas terhadap perjuangan ratusan buruh. (TS8914)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger