RAYAKAN IMLEK, WARGA TIONGHOA JOMBANG ZIARAH KE MAKAM GUS DUR
JOMBANG,AWDI online.com- Puluhan masyarakat Tionghoa Jombang yang bergabung dalam perhimpunan Tionghoa Indonesia menaburkan bunga dan berdoa di makam Gus Dur pada pukul 10.00 bbwi ( Pompres Tebu ireng Jombang ) kamis (19/02 ). Perayaan tahun baru implek 2565 menjadikan momen bagi warga Tionghoa Jombang untuk mengenang jasa Gus Dur yang sudah memberikan kebebasan di dalam merayakan imlek. Beberapa komunitas yang lain juga ikut terlibat seperti Staramuda dan Jemaat GKI Jombang.
“ Setiap perayaan imlek membuka kembali sejarah pahit bangsa Indonesia terkait ketidakadilan yang pernah dialami oleh etnis Tionghoa pada zaman rezim orde baru ,” tandas Gus Aan Anshori sebagai koordinator GusDurian Jawa Timur di Jombang. Kebijakan kebijakan diskriminatif tersebut dilakukan secara sistemik, dengan memakai hukum sebagai media untuk mendiskriminasikan hak hak warga Negara . Menurut Gus Aan ,” Gus Dur lah yang berani melakukan pembelaan terhadap orang Tionghoa dengan mengeluarkan kebijakan perayaan imlek sebagai hari libur Nasional.”
Menurut Yusiang selaku ketua INTI ( Ikatan Tionghoa Indonesia ) Jombang, kebebasan masyarakat Tionghoa merayakan imlek tidak terlepas dari peran Presiden RI ke 4 , KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur . Selain itu, Yusiang menilai kalau ingat Gus Dur , beliau yang mencabut Inpres N0. 14 / 1967, sehingga orang Tionghoa diperbolehkan bermain naga dan berorganisasi . “ Bagi kami, Gus Dur adalah pahlawan Tionghoa, karena memperjuangkan hak hak orang Tionghoa untuk berekspresi di Indonesia ini ,” tandas Yusiang selaku ketua INTI.
Menurut Andreas Kristanto calon pendeta GKI Jombang , merayakan imlek adalah merayakan kebhinekaan, perayaan ini menjadi saksi sejarah betapa realitas masyarakat Indonesia yang pluralis baik suku, etnis dan Agama. “ Dengan pencabutan Impres N0 4 /1967 masyarakat Tionghoa dapat mengespresikan siprit religiusitas dengan penuh kebebasan dan kedamaian,” kata Andreas Kristanto dalam keterangan pada satu harapan.
Acara ini ditutup dengan doa dan tabur bunga sebagai tanda bakti dan kecintaan terhadap perjuangan Gus Dur . Di dalam doa tersebut , semua pengagum Gus Dur di ajak terus memperjuangkan toleransi , menjaga kebhinekaan di negri ini , serta merefleksikan perjuangan Gus Dur di dalam membela hak hak warga Negara Indonesia tercinta. Bbh.
Posting Komentar