Home » » RAYAKAN IMLEK, WARGA TIONGHOA JOMBANG ZIARAH KE MAKAM GUS DUR

RAYAKAN IMLEK, WARGA TIONGHOA JOMBANG ZIARAH KE MAKAM GUS DUR

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Jumat, 20 Februari 2015 | 20.55

RAYAKAN IMLEK, WARGA TIONGHOA JOMBANG ZIARAH KE MAKAM GUS DUR

JOMBANG,AWDI online.com- Puluhan masyarakat Tionghoa Jombang yang bergabung dalam perhimpunan Tionghoa Indonesia   menaburkan bunga dan berdoa  di makam Gus Dur pada pukul 10.00 bbwi  ( Pompres Tebu ireng Jombang ) kamis  (19/02 ). Perayaan tahun baru implek 2565 menjadikan momen bagi warga Tionghoa Jombang untuk  mengenang jasa Gus Dur  yang sudah memberikan  kebebasan  di dalam merayakan imlek. Beberapa komunitas yang lain juga ikut  terlibat seperti Staramuda dan Jemaat  GKI Jombang.
“ Setiap perayaan imlek  membuka kembali sejarah pahit bangsa Indonesia terkait ketidakadilan  yang pernah  dialami oleh etnis Tionghoa pada zaman rezim orde baru ,” tandas  Gus Aan Anshori  sebagai koordinator  GusDurian  Jawa Timur di Jombang. Kebijakan kebijakan  diskriminatif  tersebut dilakukan secara sistemik, dengan memakai hukum  sebagai media untuk mendiskriminasikan hak hak warga Negara . Menurut Gus Aan ,” Gus Dur lah yang berani melakukan pembelaan  terhadap  orang Tionghoa dengan mengeluarkan kebijakan perayaan imlek sebagai hari libur Nasional.”
Menurut  Yusiang  selaku ketua INTI ( Ikatan Tionghoa Indonesia )  Jombang, kebebasan masyarakat Tionghoa  merayakan imlek tidak terlepas dari peran Presiden  RI ke 4 , KH Abdurrahman Wahid  alias Gus Dur . Selain  itu, Yusiang  menilai kalau ingat Gus Dur , beliau yang mencabut Inpres  N0. 14 / 1967, sehingga  orang Tionghoa  diperbolehkan  bermain naga dan berorganisasi . “ Bagi kami, Gus Dur  adalah pahlawan Tionghoa, karena memperjuangkan  hak hak orang Tionghoa untuk berekspresi di Indonesia ini ,” tandas Yusiang  selaku ketua INTI.
Menurut Andreas  Kristanto  calon pendeta GKI Jombang , merayakan imlek adalah merayakan  kebhinekaan, perayaan ini  menjadi saksi  sejarah betapa realitas masyarakat Indonesia  yang pluralis baik suku, etnis dan Agama. “ Dengan pencabutan Impres  N0 4 /1967 masyarakat  Tionghoa  dapat mengespresikan  siprit religiusitas dengan penuh kebebasan dan kedamaian,”  kata Andreas Kristanto dalam keterangan pada  satu harapan.
Acara ini ditutup dengan doa dan tabur bunga sebagai tanda bakti dan kecintaan terhadap perjuangan Gus Dur . Di dalam doa tersebut , semua pengagum Gus Dur  di ajak terus memperjuangkan  toleransi , menjaga kebhinekaan di negri ini , serta merefleksikan  perjuangan Gus Dur  di dalam membela hak hak warga Negara Indonesia tercinta. Bbh.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger