Meningkatnya Sistem Pelayanan Sumanto di BPN Jakarta Barat
Jakarta – awdionline.com - banyaknya cerita-cerita miring yang beredar dimasyarakat terhadap pelayanan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Penyebabnya tentu saja akibat pelayanan yang serba rumit, tidak transparan, dan bertele-tele. Namun sekarang cerita-cerita seperti itu sudah tidak berlaku lagi dan kita buang jauh-jauh, karna Sistem pelayanan publik BPN (pelayanan Badan Pertanahan Nasional) khususnya diwilaya Jakarta Barat terus mengalamin peningkatkan pelayanan, bahkan tidak seperti diterapkan dikantor-kantor pertanahan diwilaya laen, bahkan juga di unit-unit pelayanan publik instansi manapun.
Di BPN Jakarta Barat misalnya, transparansi dan kecepatan pelayanan menjadi moto baru kantor instansi pertanahan ini. Drs. SUMANTO. SH, Msi. Sebagai kepala BPN Jakarta Barat siap untuk melayani masyarakat dengan memenuhi empat azas, yakni cepat, sederhana, murah, dan kepastian. Selain itu beliau menambahkan agar selalu senyum, sapa dan layani ungkapnya kepada awak media saat ditemui.tim AWDI
BPN Jakarta Barat juga berusaha menghilangkan anggapan masyarakat bahwa berurusan dengan BPN itu ruwet, berbelit, dan berbiaya mahal. Sebetulnya Kantor BPN Jakarta Barat telah membuat berbagai informasi tentang prosedur, persyaratan, dan standar pelayanan, termasuk biaya yang harus dikeluarkan masyarakat dalam setiap melakukan pengajuan perijinan atau pun pensertifikasian tanah. Tetapi aturan-aturan yang dibuat tidak memiliki dampak apapun terhadap perbaikan pelayanan terhadap masyarakat.
Kebanyakan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan dari BPN lebih suka menggunakan jasa perantara, termasuk memanfaatkan para calo. Selain itu, mereka juga kebanyakan kurang paham tentang persoalan termasuk persyaratan-persyaratan dalam pengurusan tanah di BPN.
Persepsi bahwa mengurus perijinan dan pesertifikatan tanah dan BPN Jakarta Barat sangat ruwet, sehingga mereka lebih senang mengambil jalan pintas dengan memanfaatkan jasa perantara, baik notaris maupun calo, kini semua mulai lenyap.
Sumanto juga menegaskan beberapa inovasi layanan yang dilakukan BPN Jakarta Barat adalah “adanya sistem antrian, memanfaatkan teknologi untuk meminimalisir pertemuan antara petugas BPN dengan masyarakat, one day service, weekend service (pelayanan hari libur), penerapan teknologi pemetaan via satelit, dan lain-lain”. Ungkapnya.
Untuk sistem antrian Sumanto menjelaskan BPN Jakarta Barat telah menggunakan mesin antrian yang memungkinkan masyarakat yang datang lebih dahulu mendapat pelayanan terlebih dahulu dari pada mereka yang datang belakangan.
Kemudian dalam melakukan pemeteraan tanah,sekarang BPN jakbar juga telah menggunakan “teknologi CORS (Continuously Operating Reference Station)” atau “JRSP (Jaringan Referensi Satelit Pertanahan)”. Teknologi CORS merupakan teknologi pengukuran dengan menggunakan data satelit. Dengan menggunakan teknologi ini, ketika satu bidang tanah diukur, secara realtime datanya langsung masuk ke komputer di kantor BPN. Dengan demikian proses pemetaan tanah akan lebih cepat dan akurat.
BPN juga membuka layanan pertanahan one day service dan weekend service. Dua layanan ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin mengurus sertifikat tanah dan membuat surat pertanggungan tanah. Layanan ini hanya menambah jam layanan baru, yakni pada hari-hari libur atau akhir pekan seperti hari Sabtu. Fasilitas-fasilitas layanan masyarakat lainnya adalah SMS Center, Kiosk, dan Touch Screen. Ketiga layanan ini difungsikan sebagai media informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui mulai dari persyaratan hingga biaya pengurusan pertanahan secara elektronik.
Wawan salah satu pengurus surat,merasa banyak terbantu dan lebih mudah dengan adanya berbagai akses layanan yang dapat di pilih. BPN Jakarta Barat juga akan menerapkan sistem pendaftaran secara online.
Nantinya masyarakat cukup mendaftar melalui komputer. Setelah melakukan pendaftaran secara online, mereka kemudian menyerahkan data fisiknya ke BPN. D Dengan pendaftaran secara online ini pertemuan antara pengguna jasa dan petugas BPN Jakarta Barat akan semakin sedikit. Sehingga kemungkinan terjadinya hubungan kerja yang kurang baik antara petugas BPN dengan masyarakat, seperti main mata atau pungli bisa dieliminasi, bahkan dihilangkan.( M.zakaria/euis heryani/ ari anggara )
Posting Komentar