Coffee Morning Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 725/Woroagi

Coffee Morning Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 725/Woroagi Bersama Wartawan Dan Media Massa Di Mako Satgas Pamtas RI-RDT Sesekoe

Atambua - Awdioneline.com Komandan Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 725/Woroagi di bawah pimpinan Mayor Infanteri Nurman Syahreda,SE mengadakan Coffie morning dengan para awak media di Mako Satgas Pamtas RI-RDTL bertempat di Sesekoe Kelurahan Umanen, Kecamatan Atambua Barat, Kabupaten Belu, Jumat 25/09/15.
Dalam pertemuan tersebut Norman mengutarakan bahwa banyak potensi yang harus di kembangkan di wilayah perbatasan guna mendorong perekonomian masyarakat , dan potensi daerah yang menjadi sasaran pengembangan perekonomian  bagi   masyarakat perbatasan dengan melihat banyak potensi daerah yang pantas di berdayakan di antaranya salah satu potensi yang akan di kembangkan adalah pengolahan biji mente menjadi makanan ringan, sebab di daerah perbatasan masih banyak  yang belum tau cara pengolahan biji mente tersebut, tuturnya.
"Saya melihat mente di sini banyak  dan di musim kering seperti ini pohon mente tumbuh dengan tetap berdaun hijau, serta bertahan hidup di musim kering akarnya bisa mencari air sampai kedalaman tanah, namun biji mente bisa untuk di jual ketempat penampungan pengusaha namun selayaknya bisa di olah untuk menjadi bahan makanan ringan "jelasnya.
Nurman juga berharap jika dalam perjalan tugas terjadi kesalah  pahaman atau mis komunikasi agar  tetap saling berkomunikasi yang baik, dan selalu menghindari hal-hal yang tidak di inginkan bersama, semua program kedepan akan fokus di bidang teritorial dan hukum  serta  akan mengadakan pembinaan keagamaan bagi masyarakat sebagai bentuk kedekatan terhadap masyarakat, katanya. 
"Saya berikan perintah kepada para anggota agar menjaga moril di perbatasan dengan tidak tergoda dengan hal-hal yang tidak di inginkan bersama, marilah kita bekerja sesuai dengan tugas yang telah berikan demi menjaga negara kesatuan republik indonesia (NKRI) di wilayah perbatasan "ajaknya
Semua program yang telah berjalan tidak jauh berbeda dan  akan di manfaatkan sebaik mungkin sepanjang waktu  penugasan, walau dengan jumlah personil 350 orang anggota yang akan tersebar di 20 pos perbatasan, dan jika terjadi pelanggaran hukum di wilayah perbatasan maka akan di lakukan sesuai dengan hukum yang berlaku dan ketentuan prosedur yang berlaku,  jika rananya pidana maka kita akan serahkan kepada pihak kepolisian dan sampai saat ini ada penemuan yang menonjol di temukan di wilayah motaain,namun kedepan. Kita akan selalu memberikan penyuluhan untuk mencegah penyelundupan kepada masyarakat  serta  pendekatan kultur kepada masyarakat perbatasan, dan akan lebih fokus soal masalah air bersih yang akan di usahakan di setiap pos  sebab air merupakan masalah utama yang menjadi kendala dan bukan hanya masyarakat yang merasakan kurangnya air bahkan anggota pos yang bertugas di perbatasan mengalami hal yang sama,imbuhnya. (Merry B Laka)