MKKS Ajak Polres Banyuwangi Gulirkan Tes Urine Masuk Sekolah
BANYUWANGI, GENTENG, AWDI.Online.com - Polres Banyuwangi bersama MKKS SD, SMP, SMA dan SMK se-Banyuwangi sepakat untuk menggelar tes urine. Tes air kencing itu akan digelar di sejumlah sekolah dengan sasaran para pelajar yang terindikasi menggunakan narkoba.
“Sekolah mana saja yang akan dites urine masih belum jelas. Kami menunggu pengajuan dari pihak sekolah yang bersangkutan. Masalah waktu akan diatur begitu surat permohonan dari sekolah telah diterima. Pihak sekolah bisa mengajukan ke polsek terdekat. Nanti polsek yang koordinasi ke Satnarkoba,” ungkap Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama.
Keterangan itu dilontarkan usai menjadi pemateri dalam Saresahan Pendidikan Penanggulangan narkoba, Radikalisme, dan Terorisme di Sekolah yang bertempat di Auditorium Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Genteng, Sabtu (23/1/2016) siang. Tapi rencana tes urine tidak akan menyasar semua siswa.
“Kendalanya masalah alat dan pendanaan yang mahal. Sebenarnya itu menjadi ranah Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK). Berhubung Banyuwangi belum ada, kita ikut turun tangan,” tegasnya kepada para guru dan pembina sekolah.
Makanya, dia berpesan kepada sekolah yang mengajukan tes urine agar melokalisir siswanya yang terindikasi menggunakan narkoba. Para siswa yang masuk daftar terduga pemakai itu kemudian dilakukan tes air kencing.
“Bagi siswa yang tidak terindikasi nggak perlu mengikuti program itu. Biar lebih efisien karena kemungkinan yang mengajukan banyak sekolah,” tukasnya.
Mengenai penanganan siswa yang positif menggunakan narkoba, AKBP Bastoni Purnama menyarankan untuk melakukan pembinaan sehingga yang bersangkutan meninggalkan barang terlarang itu sebelum kecanduan. Apabila siswa tersebut harus dikenakan sanksi dikeluarkan, pihak sekolah yang menjatuhi hukuman harus memberi rekom agar pelajar itu diterima di sekolah lain.
“Umpama tingkatannya sudah menjadi pecandu yang harus direhabilitasi,” jelasnya lagi.
Menangani kasus narkoba memang diperlukan kebersamaan. Pasalnya, orang yang telah kecanduan narkoba sulit dipulihkan. Karena itu para guru dan pembina sekolah harus menjaga para siswanya agar terhindar dari barang mematikan tersebut.
“Kok di sekolah, narkoba yang masuk pesantren juga ada. Ada santri yang tekun berdzikir waktu tengah malam. Rupanya kekuatan melek malam itu karena mengkosumsi narkoba,” ujarnya lagi.
Disamping itu, para pengguna narkoba rata-rata beralih status menjadi pengedar. Itu terjadi karena pecandu menjadi ketergantungan narkoba sehingga menggunakan segala cara untuk mendapatkannya.
“Misalnya menjual barang berharga jika tak punya uang. Atau menjadi pengedar karena bisa mendapat barang gratis dari bandar. Sementara barang yang dibeli dijual lagi ke pembeli,” urai pamen asal Lampung ini. (HUMAS POLRES / Djoni)
Posting Komentar