Home » » SARANA DAN PRASARANA GEDUNG SMK DAN SMP CITRA ADHI PRATAMA TIDAK LAYAK DISEBUT SEBUAH SEKOLAH

SARANA DAN PRASARANA GEDUNG SMK DAN SMP CITRA ADHI PRATAMA TIDAK LAYAK DISEBUT SEBUAH SEKOLAH

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Kamis, 25 Oktober 2012 | 10.19

AWDIONLINE.COM | Jakarta, 
Sarana dan perlengkapan atau prasana yayasan Pendidikan Panca Gemilang SMK dan SMP Citra utama yang terletak di jalan lingkungan Liga  Rt 06, RW  03 Kelurahan Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat sungguh tidak layak untuk dijadikan tempat sarana pendidikan, selain Gedungnya Kecil dan terletak di lingkungan pemukinan warga padat penduduk juga tidak tersedianya lahan parkir dan taman hijau untuk bermain siswa.
Terkait  masalah peruntukan lokasi sekolah tersebut lahan nya untuk pemukiman atau sarana pemukinan warga (WSD) wisma sedang, bukan diperuntukan untuk sarana pendidikan.
Selain  sudah melanggar peruntukan bangunan, dan  setelah di cek ke dinas Tata Kota dan Dinas P2B Jakarta barat, jugar melanggar GSB (Garis Sepadan Bangunan),  Melanggar GSK *(Garis Sepadan Kali). sedangkan tanah yang dibangun tersebut peruntukannya yang sebenarnya diperuntukan untuk PHU (pasilitas hijau umum).
Perihal ini dibuktikan dengan tidak tersedianya lapangan parkir, para siswa yang bawa kendaraan bermotor kesekolah memakirkan kendaraanya di bahu jalan depan pintu gerbang sekolah tersebut, dengan parkir di bahu jalan tersebut, maka jalan lingkungan tiga jadi macet, dan keamanan kendaraan yang parkir juga tidak terjamin.juga bangunan belakangnya persis berdiri di tepi kali belakang tanpa ada jarak sedikit pun.
Hal ini diperkuat setelah News Istana melakukan investigasi langsung kelapangan dan benar keberadaan gedung tersebut sangat tidak layak dinamakan sebuah sekolah, didepannya malah dibangun beberapa kios untuk orang dagang. Padahal tempat kios berdiri tersebut bisa saja digunakan untuk sarana parkir kendaraan namun karna keserakahan pemilik yayasan untuk mencari untung pribadi tidak mementingkan kelayakan suatu sarana tempat pendidikan.
Menanggapi hal ini salah seorang aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat *(LSM) GERHANA (Gerakan Hati Nurani Rakyat) YAHYA CHAN  mengatakan kalau memang begitu keadaanya kenapa pihak instansi terkait malah seperti Dinas Pendidikan Mengeluarkan Izinya, itu berarti pihak yayasan diduga menyogok atau memberikan fulus yang banyak kepada oknum pejabat dinas pendidikan mulai dari tingkat kecamatan sampai ke tingkat dinas pendidikan, maka dalam waktu dekat kami akan mengusutnya sampai tuntas, dan kapan perlu sekolah tersebut kalau memang tidak layak maka kami akan memaksa Kepala Dinas pendidikan Menengah *(Dikmen) dan Dikdas*(dinas Pendidikan Dasar) untuk menindak secara tegas kepala yayasan yang bersangkutan kapan perlu ditutup tegasNya.
Lebih lanjut menyoalkan masalah gedung dan yang tidak layak dan menyalahi peruntukan secepatnya kami dari LSM GERHANA akan melakukan koordinasi dan menyurati kepala dinas P2B DKI Jakarta serta Kasudin P2B Jakarta Barat supaya meninjau ulang masalah perijinanya dan kapan perlu dicabut izin bangunanya. Karna sudah melanggar perda no.7 tahun 1991 dan SK. Gubenur no. 1068 tentang tata ruang.
Dengan hal demikian kami menghimbau kepada instansi terkait agar menindak tegas, kepala yayasan dan kepala sekolah tersebut, apalagi menurut imformasi bantuan subsidi dari pemda DKI Jakarta sebesar 20 % untuk biaya pendidikan anak malah tidak disalurkan.
Untuk membenarkan permasalah tersebut News Istana.com mencoba melakukan konfirmasi kepada kepala sekolahnya H.Dedy Martejo Spd, namun Ia sangat susah di temui dengan dalih staf kantornya Mega mengatakan Bapak sedang ke Dinas, padahal tidak.
H.Dedy martejo Spd  yang notabenya adalah salah seorang Guru Pegawai Negeri Sipil yang baru pensiun Sebagai Kepala Sekolah SD di salah Satu SD Negeri cengkareng, dia mempunyai dua  lokasi sekolah  di daerah cengkareng dan menumpang di SD negeri Cengkareng SD negeri tersebut malah salah satunya SD percontohan di tepi jalan ring roet dan di salah satu SD di Rawa Buaya cengkareng. Padahal sudah sangat jelas bahwa ketentuanya sekolah swasta tidak boleh lagi numpang di sekolah negeri namun pihak intansi terkait tidak pernah menyoalkan padahal sangat sudah jelas ketentuanya, berarti kepala sekolah SD yang di tumpangi dan dinas pendidikan di duga menerima upeti yang banyak dari Dedy martejo.
Menyinggung soal uang gedung atau uang pangkal  memang di tidak dipungut,akan tetapi jika di perinci mulai dari , formulir pendahtaran 75 rb, SPP bayar di muka 200 rb, Mos, Rp 75 Rb, Ldks Rp 200 rb dan uang osis Rp 150 rb  jadi jumlah keseluruhanya Rp 750 rb, beda tipis dengan SMK PGRI 36 yang hanya mematok uang PSB sebesar Rp 800, dan SPP nya hanya Rp 125 rb perbulan, juga demikian degan yayasan padindi SPPNYA  tidak mencekek leher orang tua siswa, di dua sekolah perbandingan ini yayasan dan kepseknya malah berupaya mencari bantuan dana untuk anak anak yang tidak mampu agar bisa tetap bisa sekolah, dan bantuan dana bagi sekolah SMK swasta benar benar disalurkan, lain halnya dengan SMK DAN SMP CITRA UTAMA, hanya disalurkan kepada siswa yang berprestasi saja itupun hanya beberapa orang, hal ini di sampaikan kepada News Istana oleh beberapa orang siswa yang aktif di OSIS, yang identitasnya minta dirahasiakan,
Lebih lanjut siswa siswa yang aktif di organisasi siswa intra sekolah ini menuturkan keluhanya,” setiap OSIS suatu acara seperti PENSI pihak dari sekolah tidak menanggapinya dan tidak peduli, pernah OSIS protes,kalau memang  tidak bisa diadakan PENSI atau acara yang lain untuk apa di pungut biaya OSIS kalau kami tidak boleh mengadakan kegiatan apapun, itu kan kami bayar pertahun Rp 150 ribu, di kemanakan uang sebayak itu? Jelas kami tidak iklas dunia dan akhirat dengan uang tersebut karena orang tua kami sangat susah payah mencarinya buat biaya sekolah kami.
Yang parahnya lagi, saat ada acara kunjungan kemoseum kami hanya dikasih transport sebesar Rp 10 ribu,sedangkan makanan kecil aja dinas dikmen yang ngasih padahal ongkos yang diberikan dinas pendidikan Rp 80 ribu,ini namanya tidak adil keluh siswasiswi tersebut”
Menyoal tentang EXKUL di brosur memang banyak mulai dari marawis, Pencak Silat, PMR, PASKIBRA, ROHIS, LDKS, dan Olah raga.satu pun tidak ada yang jalan walaupun berjalan hanya sebentar saja itu paling hanya mau menerima siswa baru saja habis itu pelatih exculnya di pecat, tanpa alasan yang jelas dan para peminatnya disuruh latihan sendiri.

Seperti halnya excul pencak silat tapa alasan yang jelas dan mengada ngada Kepala Sekolah memberhentikan dengan dalih bahwa anak silat buang sampah sembarangan dan ada yang lompat dari pagar juga adanya anak luar yang datang latihan masuk kesekolah ini, padahal itu semua tidak benar adanya, menyinggung soal anak luar datang kesekolah ini yang datang tersebut adalah asisten pelatih 2 atau 3 orang dan tidak pernah buat onar ujar pelatih ekcul pencak silat Jaya Chaniago kepada AWDIONLINE.COM

Waktu pelatih silat menanyakan kelanjutanya kapan mulai lagi latihan pencak silat maka H.Dedy martejo menjawab tidak usah dulu ada kegiatan pencak silat disini karna nanti takut gedungnya rusak sebab Dia membangun gedung ini mengeluarkan uang miliaran, dan lagian kata H.Dedy Martejo untuk saat ini Ia mau membenahi aklak anak murid SMP dan SMK dulu, di karenakan para murid tersebut katanya buat pakai dasi aja susah.harus di paksa dulu ujar Dedy kepada Pelatih Excul pencak silat.
Jadi sudah sangat jelas bahwa pihak yayasan hanya mencari keuntungan pribadi tampa memikirkan anak didiknya untuk menyalurkan bakat yang positif diluar pelajarn formal. Padahal excul ini sangat menunjang untuk pembentukan aklak dan mental serta bakat siswa guna menunjang pendidikan yang formal.  (J.CHAN)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger