AWDIONLINE.COM | Jakarta,
Sarana dan perlengkapan atau prasana yayasan Pendidikan Panca
Gemilang SMK dan SMP Citra utama yang terletak di jalan lingkungan Liga Rt 06, RW
03 Kelurahan Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat sungguh tidak layak
untuk dijadikan tempat sarana pendidikan, selain Gedungnya Kecil dan terletak
di lingkungan pemukinan warga padat penduduk juga tidak tersedianya lahan
parkir dan taman hijau untuk bermain siswa.
Terkait masalah
peruntukan lokasi sekolah tersebut lahan nya untuk pemukiman atau sarana
pemukinan warga (WSD) wisma sedang, bukan diperuntukan untuk sarana pendidikan.
Selain sudah melanggar
peruntukan bangunan, dan setelah di cek ke
dinas Tata Kota dan Dinas P2B Jakarta barat, jugar melanggar GSB (Garis Sepadan
Bangunan), Melanggar GSK *(Garis Sepadan
Kali). sedangkan tanah yang dibangun tersebut peruntukannya yang sebenarnya
diperuntukan untuk PHU (pasilitas hijau umum).
Perihal ini dibuktikan dengan tidak tersedianya lapangan
parkir, para siswa yang bawa kendaraan
bermotor kesekolah memakirkan kendaraanya di bahu jalan depan pintu gerbang
sekolah tersebut, dengan parkir di bahu jalan tersebut, maka jalan lingkungan
tiga jadi macet, dan keamanan kendaraan yang parkir juga tidak terjamin.juga
bangunan belakangnya persis berdiri di tepi kali belakang tanpa ada jarak
sedikit pun.
Hal ini diperkuat setelah News Istana melakukan investigasi
langsung kelapangan dan benar keberadaan gedung tersebut sangat tidak layak
dinamakan sebuah sekolah, didepannya malah dibangun beberapa kios untuk orang
dagang. Padahal tempat kios berdiri tersebut bisa saja digunakan untuk sarana
parkir kendaraan namun karna keserakahan pemilik yayasan untuk mencari untung
pribadi tidak mementingkan kelayakan suatu sarana tempat pendidikan.
Menanggapi hal ini salah seorang aktifis Lembaga Swadaya
Masyarakat *(LSM) GERHANA (Gerakan Hati Nurani Rakyat) YAHYA CHAN mengatakan kalau memang begitu keadaanya
kenapa pihak instansi terkait malah seperti Dinas Pendidikan Mengeluarkan
Izinya, itu berarti pihak yayasan diduga menyogok atau memberikan fulus yang
banyak kepada oknum pejabat dinas pendidikan mulai dari tingkat kecamatan
sampai ke tingkat dinas pendidikan, maka dalam waktu dekat kami akan
mengusutnya sampai tuntas, dan kapan perlu sekolah tersebut kalau memang tidak
layak maka kami akan memaksa Kepala Dinas pendidikan Menengah *(Dikmen) dan
Dikdas*(dinas Pendidikan Dasar) untuk menindak secara tegas kepala yayasan yang
bersangkutan kapan perlu ditutup tegasNya.
Lebih lanjut menyoalkan masalah gedung dan yang tidak layak
dan menyalahi peruntukan secepatnya kami dari LSM GERHANA akan melakukan
koordinasi dan menyurati kepala dinas P2B DKI Jakarta serta Kasudin P2B Jakarta
Barat supaya meninjau ulang masalah perijinanya dan kapan perlu dicabut izin
bangunanya. Karna sudah melanggar perda no.7 tahun 1991 dan SK. Gubenur no.
1068 tentang tata ruang.
Dengan hal demikian kami menghimbau kepada instansi terkait
agar menindak tegas, kepala yayasan dan kepala sekolah tersebut, apalagi
menurut imformasi bantuan subsidi dari pemda DKI Jakarta sebesar 20 % untuk
biaya pendidikan anak malah tidak disalurkan.
Untuk membenarkan permasalah tersebut News Istana.com
mencoba melakukan konfirmasi kepada kepala sekolahnya H.Dedy Martejo Spd, namun
Ia sangat susah di temui dengan dalih staf kantornya Mega mengatakan Bapak
sedang ke Dinas, padahal tidak.
H.Dedy martejo Spd yang notabenya adalah salah seorang Guru
Pegawai Negeri Sipil yang baru pensiun Sebagai Kepala Sekolah SD di salah Satu
SD Negeri cengkareng, dia mempunyai dua
lokasi sekolah di daerah
cengkareng dan menumpang di SD negeri Cengkareng SD negeri tersebut malah salah
satunya SD percontohan di tepi jalan ring roet dan di salah satu SD di Rawa Buaya
cengkareng. Padahal sudah sangat jelas bahwa ketentuanya sekolah swasta tidak
boleh lagi numpang di sekolah negeri namun pihak intansi terkait tidak pernah
menyoalkan padahal sangat sudah jelas ketentuanya, berarti kepala sekolah SD
yang di tumpangi dan dinas pendidikan di duga menerima upeti yang banyak dari
Dedy martejo.
Menyinggung soal uang gedung atau uang pangkal memang di tidak dipungut,akan tetapi jika di
perinci mulai dari , formulir pendahtaran 75 rb, SPP bayar di muka 200 rb, Mos,
Rp 75 Rb, Ldks Rp 200 rb dan uang osis Rp 150 rb
jadi jumlah keseluruhanya Rp 750 rb, beda tipis dengan SMK PGRI 36 yang
hanya mematok uang PSB sebesar Rp 800, dan SPP nya hanya Rp 125 rb perbulan, juga
demikian degan yayasan padindi SPPNYA
tidak mencekek leher orang tua siswa, di dua sekolah perbandingan ini
yayasan dan kepseknya malah berupaya mencari bantuan dana untuk anak anak yang
tidak mampu agar bisa tetap bisa sekolah, dan bantuan dana bagi sekolah SMK
swasta benar benar disalurkan, lain halnya dengan SMK DAN SMP CITRA UTAMA,
hanya disalurkan kepada siswa yang berprestasi saja itupun hanya beberapa
orang, hal ini di sampaikan kepada News Istana oleh beberapa orang siswa yang
aktif di OSIS, yang identitasnya minta dirahasiakan,
Lebih lanjut siswa siswa yang aktif di organisasi siswa intra
sekolah ini menuturkan keluhanya,” setiap OSIS suatu acara seperti PENSI pihak
dari sekolah tidak menanggapinya dan tidak peduli, pernah OSIS protes,kalau
memang tidak bisa diadakan PENSI atau
acara yang lain untuk apa di pungut biaya OSIS kalau kami tidak boleh
mengadakan kegiatan apapun, itu kan kami bayar pertahun Rp 150 ribu, di
kemanakan uang sebayak itu? Jelas kami tidak iklas dunia dan akhirat dengan
uang tersebut karena orang tua kami sangat susah payah mencarinya buat biaya sekolah
kami.
Yang parahnya lagi, saat ada acara kunjungan kemoseum kami
hanya dikasih transport sebesar Rp 10 ribu,sedangkan makanan kecil aja dinas
dikmen yang ngasih padahal ongkos yang diberikan dinas pendidikan Rp 80
ribu,ini namanya tidak adil keluh siswasiswi tersebut”
Menyoal tentang EXKUL di brosur memang banyak mulai dari
marawis, Pencak Silat, PMR, PASKIBRA, ROHIS, LDKS, dan Olah raga.satu pun tidak ada
yang jalan walaupun berjalan hanya sebentar saja itu paling hanya mau menerima
siswa baru saja habis itu pelatih exculnya di pecat, tanpa alasan yang jelas dan
para peminatnya disuruh latihan sendiri.
Seperti halnya excul pencak silat tapa alasan yang jelas dan mengada ngada Kepala Sekolah memberhentikan dengan dalih bahwa anak silat buang sampah sembarangan dan ada yang lompat dari pagar juga adanya anak luar yang datang latihan masuk kesekolah ini, padahal itu semua tidak benar adanya, menyinggung soal anak luar datang kesekolah ini yang datang tersebut adalah asisten pelatih 2 atau 3 orang dan tidak pernah buat onar ujar pelatih ekcul pencak silat Jaya Chaniago kepada AWDIONLINE.COM
Waktu pelatih silat menanyakan kelanjutanya kapan mulai lagi
latihan pencak silat maka H.Dedy martejo menjawab tidak usah dulu ada kegiatan
pencak silat disini karna nanti takut gedungnya rusak sebab Dia membangun
gedung ini mengeluarkan uang miliaran, dan lagian kata H.Dedy Martejo untuk
saat ini Ia mau membenahi aklak anak murid SMP dan SMK dulu, di karenakan para
murid tersebut katanya buat pakai dasi aja susah.harus di paksa dulu ujar Dedy
kepada Pelatih Excul pencak silat.
Jadi sudah sangat jelas bahwa pihak yayasan hanya mencari
keuntungan pribadi tampa memikirkan anak didiknya untuk menyalurkan bakat yang
positif diluar pelajarn formal. Padahal excul ini sangat menunjang untuk
pembentukan aklak dan mental serta bakat siswa guna menunjang pendidikan yang
formal. (J.CHAN)
Posting Komentar