Home » » Profesionalisme Wartawanpun di Pertaruhkan !!!

Profesionalisme Wartawanpun di Pertaruhkan !!!

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Sabtu, 02 Maret 2013 | 16.49

awdionline.com

Para Politisi, Pengamat-pengamat Politik tokoh masyarakat dan orang bijak berkata, kalau bangsa di Negara kita baik Komisi Yudikatif, Eksekutif, Legislatif sudah tidak bisa steril terkena imbas. Korupsi kolusi nepotisme dan manipulasi, siapa lagi yang harus dan siap mengontrol Negara ini, jawabnya salah satunya adalah Wartawan.

Tapi mampukah Wartawan menjadi singa kebenaran dengan resiko tinggi yang di pertahankan. Atas pada akhirnya hanya menjadi Tikus Pengerat Amplop di balik ke tidak berdayaannya. Masyarakat luas kini hanya dapat menikmati berita-berita dagelan kompromi politik yang tidak berujung dan berkesimpulan yang banyak beredar di media cetak maupun media elektronik. Banyak Pekerjaan Rumah Besar Wartawan yang belum terkuak terungkap, sebut saja misalnya kasus Bank Century, kasus Gayus Tambunan, Nasrudin, Lapindo, Pelanggaran hakim, Tipikor yang sebagian kasus ini tidak terdengar lagi.

Para Wartawan dan Insan Pers, yang telah di bekali dengan Undang-undang tentang Pers No.40 Tahun 1999 tentang kebebasan Pers terkadang di lapangan menemui kendala dan benturan dengan Undang-Undang Rahasia Negara. Dengan dasar apa hal ini dan itu terbongkar, di khawatirkan akan mengganggu Stabilitas nasional, disisi lain wartawan juga sudah mengantongi KEWI (kode Etik Wartawan Indonesia) No.03/SK/DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalis. Namun pada kenyataannya hanya beberapa Wartawan saja yang mampu dan siap serta berani mengungkap kebenaran berita untuk kepentingan masyarakat, selebihnya hanya manggut-manggut 86 Wartawan yang benar dan benar-benar wartawan adalah Wartawan yang siap mati dan mau menerima resiko apapun untuk kepentingan public ketika insan Pers tersebut bertugas mengungkap fakta dan berita apa adanya tetapi bukan ada apanya. Walaupun resiko besar menghadangnya baik ancaman Doktrin harus di tembus peluru di hunus sangkur wartawan tidak mudah luntur dan mundur, dan semuanya menjadi tajam sehingga sang wartawan Patut mendapat Julukan Wartawan bernyali singa.

Berdasarkan pengalaman kini banyak sekali orang yang mengaku dan menyandang profesi Wartawan dengan bermodalkan kartu Pers penerbitan, menulis, membuat berita pun tidak, sehingga timbulah istilah wartawan Bodrex, yang berbondong-bondong dateng ke Instansi dengan tujuan amplop upeti dan lain sebagainya. Nah kalau sudah seperti ini siapa yang harus di salahkan, organisasi Pers atau organisasi dari pihak penerbitan? Yang bisa menjawab tentunya para Insan Pers itu sendiri. Tugas-tugas wartawan di lapangan saat ini begitu berat, keras, dan beresiko tinggi pada saat mencari serta mendapatkan berita yang sangat tepat dan akurat.

Berbenturan dengan Premanisme, LSM-LSM, para Body Guard, Petinggi-petinggi penting yang mencoba membuat Insimidasi, di sinilah mental Wartawan di uji, maju terus pantang mundur demi publikasi berita untuk masyarakat, atau mundur teratur yang penting enak tidur. Di sisi lain belum lagi wartawan di tawari amplop buat tutup mulut untuk membungkus berita agar tidak mencuat, kalau sudah seperti ini dimana sosial contohnya.

Masyarakat di Indonesia kini sangat-sangat membutuhkan informasi, maka di butuhkan banyak wartawan tangguh dan professional yang mampu dan siap memberikan Informasi tentang berita kehidupan sosial, ekonomi, politik, pembangunan budaya dan pendidikan. Dan siap memberikan informasi, konfirmasi, dan investigasi di wilayah desa-desa terpencil di negeri ini.
Seban masyarakat akan maju membaca serta memperoleh informasi. Akhirnya semua ini berpulang kepada anda semua mau dan mampukah menjadi Wartawan dan Insan Pers sesuai tugas serta dorongan dari hati nurani.***
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger