Setelah beberapa pekan harga bawang merah melonjak,
kini para ibu rumah tangga (IRT)
dipusingkan dengan langkanya tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram ( 3Kg) di wilayah
Pemko Langsa Aceh.
Selain itu, biasanya tabung gas Elpiji ini masuk ke pangkalan/distributor seminggu tiga kali, namun sejak sebulan terakhir pihak distributor hanya menerima dua kali seminggu sehingga membuat pasokan gas Elpiji tidak cukup untuk di pasarkan ke konsumen dan juga agen-agen pengecer yang sudah menjadi langganan.
Dari pantauan Wartawan di Pusat Pasar Kota Langsa pada sebulan terakhir
keberadaan tabung gas Elpiji 3 kg selain langka kini harga melonjak naik
ditingkat agen eceran yang biasanya dijual seharga Rp15.000, kini menjadi
Rp 17.000,-Rp 20.000,.
Selain harga eceran mahal juga tidak tersedia stok
gas 3 Kg membuat para IRT kewalahan untuk melakukan aktifitas sehari-harinya
seperti memasak. Selain itu juga para pedagang yang sehari-hari menggunakan gas
elpiji untuk berjualan juga mengeluh karena sejak dua minggu terakhir mereka
terpaksa harus mengeluarkan biaya besar untuk membelinya di pelosok kampung
yang masih ada persedian tabung gas isi 3 Kg tersebut.
Hal senada juga dikatakan, salah seorang agen pengecer gas Elpiji, Abdullah Zakaria (56) warga Kampung Blang Pase Kota Langsa Aceh , akibat langkanya gas elpiji ini terpaksa harus membagi jatah kepada pelanggannya saja, dan itupun harga yang dijual hanya sebesar Rp17.000,- kami naikkan harga karena stok barang sangat langka sekali dan susah untuk di dapat walaupun agen pengecer lain menjualnya sampai mencapai Rp20.000,-
"Pelanggan saya semuanya merupakan IRT,
makanya saya menjualnya tidak mahal seperti agen pengecer lainnya.Bahkan, itu
pun saya hanya mendapat untung hanya Rp1.000,- per tabung gas,"ujarnya.
SOLAR LANGKA DI ACEH TIMUR DI DUGA PERTAMINA SALAH
PERHITUNGAN
Beda halnya dengan yang terjadi Kabupaten Aceh Timur bahan bakar minyak
(BBM) jenis solar juga sudah sulit diperoleh alias langka disetiap Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Aceh Timur khusunya Peureulak
sejak dua minggu terakhir .Namun, tidak diketahui percis kelangkaan minyak
solar ini karena sudah dua minggu setiap SPBU tertulis "Solar Habis",
akibat kelangkaan minyak solar membuat pemilik kenderaan motor jenis diesel
kewalahan untuk mengisinya terutama bagi para angkutan umum.
Abu Daud warga nelayan Blang Bitra Pereulak Aceh Timur mengatakan bahwa “ saya pelanggan setia BBM Solar di SPBU Blang Bitra bernomor 14244429 Jln. Medan-Banda Aceh Peureulak Kabupaten Aceh Timur merasa kecewa atas kelangkaan solar di sini karena saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kalau solar itu adanya setiap hari senin sekitar 5 jam sudah habis dan nanti ada lagi hari kamis itupun 5 jam setelah bus tangki datang solar habis lagi sedang yang antri itu nelayan kampung yang sanggup beli 5 liter untuk sehari melaut mencari ikan dengan jaring kata Abu.
Ditambahkannya yang salah itu adalah para petinggi
Pertamina yang tidak bisa melayani keperluan rakyatnya , seharusnya pertamina
tahu daerah yang banyak nelayannya dan petani sehinngga mereka kirimkan solar
ke SPBU ini lebih banyak lagi dari pada SPBU lainnya dan janganlah di sama ratakan , padahal orang
Pertamina sekolahnya semua Sarjana kalau kami Cuma tamat SMP bisa baca dan
beritung saja itulah yang membuat kami kecewa dengan orang orang Pertamina yang
sekolah tinggi tapi tidak faham melayani kami rakyatnya yang butuh solar setiap
hari cetus Abu kesal.
Saat sejumlah wartawan meminta mengkonfirmasi Andriani
Pemilik Usaha di SPBU Blang Bitra membenarkan kalau Solar di SPBU nya ada pada
hari senin dan kamis saja itupun hanya bertahan dalam 5 jam setelah kiriman Mobil Tangki Solar dan untuk hari selasa dan hari lainnya di luar hari
senin dan kamis memang tidak ada pengiriman mobil tangki solas bersubsidi
katanya menjawab desakan para wartawan
“ Maaf saya tidak
bisa menjawab pertanyaan untuk lebih lanjut karena bukan wewenang saya
menjawab ketersediaan Solar bersubsidi buat Nelayan dan Petani yang antri
sampai 5 jam setiap hari senin dan hari kamis” kata Andriani Cholili, SE MSi Anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kabupaten Aceh Timur mengatakan pada wartwan saat di konfirmasi melalui
via telepon genggam mengatakan bahwa
kelangkaan solar bersubsidi yang terjadi di Aceh Timur khususnya merupakan kesalahan dari pihak PT. Pertamina
yang salah mensurvey kebutuhan BBM Solar Bersubsidi di wilayah Blang Bitra
Peureulak, seharusnya SPBU Blang
Bitra lah yang lebih rutin setiap
harinya di pasok BBM solar bersubsidi karena disana mayoritas kaum buruh tani
dan nelayan sebagi mata pencaharian untuk kebutuhan sehari harinya kata Cholili
“Seharusnya PT. Pertamina memasok Solar ke spbu Blang
Bitra yg mayoritas berpenduduk nelayan dan
petani sebanyak 18.000 liter perhari dan bukan seperti saat ini
Pertamina pasok hanya pada hari senin 18.000 liter dan kamis 18.000 liter
sedangkan hari lainnya tidak di pasok disana ini merupakan kesalahan Pertamina
dalam pemetaan kebutuhan BBM solar bersubsidi kaya Cholili.
( Kontributor Langsa-Aceh Timur : Eddy Khalil )
Posting Komentar