Home » » CATATAN RENUNGAN AKHIR TAHUN 2O13 AWDI DPC TRENGGALEK

CATATAN RENUNGAN AKHIR TAHUN 2O13 AWDI DPC TRENGGALEK

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Kamis, 26 Desember 2013 | 15.13

 Oleh : Rudi Sukamto
SEKRETARIS AWDI DPC TRENGGALEK 
dan pemimpin redaksi Suara Trenggalek

Trenggalek, Awdionline.com - Tahun 2013 sebentar lagi berakhir dan akan disusul Tahun 2014. Berbagai macam harapan, impian dan pembangunan pemerintah Kabupaten Trenggalek, tak luput dari kajian redaksi Suara Trenggalek.
Potret pembangunan trenggalek sampai akhir tahun 2013 merupakan sebuah potret yang seharusnya dijadikan bahan refleksi bagi para pemegang kebijakan dalam mengarahkan dan merancang program pembangunan ditahun yang akan datang. Sebuah proses pencapaian sebagai dasar pijakan menuju sebuah perubahan.

Trenggalek sebagai kota kabupaten yang penuh potensi baik dari sumberdaya alam yang ada maupun dari perkebunan yang melimpah, namun yang terjadi saat ini bila dikaji dari sampai sejauhmana proses pembangunan itu bisa tepat sasaran maka trenggalek adalah tidak lebih dari ‘sarang para mafia yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri secara sesaat agar kepuasannya terpenuhi tanpa memperhitungkan bahwa pembangunan itu ada supaya nantinya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat atau menyumbangkan PAD yang diharapkan dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab moral.

Kondisi geografis dan kultur budaya yang hampir 80% kawasan pertanian dan masyarakat petani maka bila dikembangkan secara manajerial dengan dasar dedikasi tinggi yang berpedoman pada data yang valid dan dikelola oleh orang yang berkompeten dibidangnya serta diadakan pengawasan secara berkelanjutan maka trenggalek tidak menutup kemungkinan menjadi daerah yang diperhitungkan dijawatimur, nasional bahkan internasional.

Berbagai macam proyek pembangunan yang saat ini sudah dibangun, bila tidak lekas dipergunakan atau difungsikan sebagaimana mestinya maka proyek rencana pembangunan yang lalu tidak lebih dari sebuah proyek yang hanya menghambur - hamburkan uang rakyat.

Trenggalek sebetulnya sebuah kota kabupaten yang sangat kaya dan beragam sumber daya alamnya, namun mengapa sampai sekarang ‘’ banyak pejabat pemegang kebijakan telah lupa pada budaya dan kultur trenggalek, hal ini dapat kita lihat dan tarik kesimpulan dari banyaknya program yang digagas pemerintah daerah namun banyak juga program yang tidak tepat sasaran dan difungsikan sebagaimana mestinya”,
Semestinya, sebuah program disusun berdasarkan data yang akurat, valid sesuai kondisi terkini tentang kondisi daerah yang akan dijadikan tempat proyek, lalu direncanakan dengan matang antar perangkat daerah lain yang terkait dalam program tersebut selanjutnya secara berkala dievaluasi sampai sejauhmana capaian program tersebut setiap triwulan maupun tahunan, apakah program tersebut sesuai rencana awal atau tidak?

Berbagai macam persolan yang ada dikabupaten trenggalek, kini menjadi bahan renungan para tokoh masyarakat, LSM serta para praktisi yang masih peduli pada tanah trenggalek. Diwarung kopi, ditengah sawah, diparkiran becak bahkan disanggar – sanggar para pelaku seni. Sehingga saat ini yang beredar dimasyarakat adalah sebuah pertanyaan apakah memang program tersebut dirancang hanya kepentingan sesaat bagi kelompok yang mengusung bupati tersebut hingga duduk sebagai bupati sehingga yang ada hanya sebuah program yang membuat perut buncit bagi pengusungnya pada waktu dia mencalonkan dulu,? Kalau untuk pertanyaan tersebut kebanyakan mereka hanya bisa pasrah pada gusti Allah. Karena dia semua berpandangan bahwa suaranya pasti tidak akan terdengar dan didengar biarpun berkoar koar sampai mulut berbusa, biar gusti Allah-lah yang meng-adab dan memberi balasan yang setimpal bagi orang orang seperti tersebut diatas, ujar kebanyakan orang secara totalitas kesadaran.

Pembangunan dikabupaten trenggalek untuk tahun kemarin sampai penghujung tahun 2013 memang terasa sangat tidak menyentuh pada kepentingan rakyat yang hakiki. Berbagai proyek disegala liding sektor banyak yang amburadul. Badan pusat statistik perlu diluruskan kinerjanya agar dalam menyediakan data, berdasarkan pada fakta yang ada secara akhurat sesuai dengan kondisi terkini dan ini merupakan kebutuhan yang sangat penting serta vital agar program yang akan direncanakan di badan perencanaan daerah sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.

BAPEDA sebagai badan yang merencanakan pembangunan daerah seharusnya menempatkan porsi kerjanya secara tepat. Jangan dalam kinerjanya melemah karena selain sebagai perancang pembangunan dia juga harus mampu menjadi badan yang menjembatani antar SKPD agar terjalin komunikasi yang baik dalam mensikapi proses pembangunan serta mengevaluasi capaian kerja sebuah rancangan pembangunan. Kis sangatlah penting karena merupakan sebuah elemen yang wajib menjadi pedoman dalam menyusun sebuah program. Data yang valit, perencanaan yang matang dan evaluasi capaian perencanaan adalah merupakan tiga hal yang tidak bisa dipisah pisahkan. Data sangatlah penting karena tanpa data yang benar dan akhurat sesuai kebutuhan yang ada dimasyarakat maka akan berakibat berbagai proyek pembangunan akan amburadul, ucap kepala SKPD yang tidak mau disebutkan namanya.

Berbagai macam potret buram yang terjadi dikabupaten trenggalek dan saat ini kondisinya mangkrak serta membutuhkan teknisi yang tepat dibidangnya, antara lain:

1.    Tempat pengolahan sampah didaerah bendungan. Sebuah rencana yang sangat prestisius apabila benar benar dikelola dan dikembangkan dengan manajerial antar SKPD yang terkait. Sebuah proyek pengolahan sampah organik yang alatnya saat ini sudah lengkap. Mulai exsavator dan mesin pengolah organik yang komplit. Seharusnya hal tersebut diatas disikapi oleh beberapa SKPD yang terkait untuk ikut memikirkan agar tempat itu menjadi sebuah tempat pengolahan sampah yang berguna bagi kemajuan trenggalek dan janganlah hanya dibiarkan menjadi onggokan alat yang semakin lama akan menjadi bahan rongsokan.

2.    Pembangunan pasar agrobis kampak, perlu dikaji lagi fungsi dan tujuannya dari dibangunnya pasar agrobis dengan dana milyaran rupiah, karena saat ini pasar agrobis seperti dibiarkan tak berpenghuni dan pintu – pintu dari los yang ada yang kesemuanya terbuat dari seng dibiarkan keropos, saat ini tempat itu banyak genangan airnya dan seperti proyek yang mangkrak. Seharusnya sebelum dibangun pasar agrobis semestinya masyarakat diberdanyakan dulu program pertaniannya.

3.    Trenggalek yang merupakan sebuah kota kabupaten namun yang membuat kalangan budayawan dan pemerhati budaya mengelus dada dan nelongso adalah trenggalek sampai sekarang belum mempunyai ikon budaya yang merupakan simbul kekhasan dari kabupaten trenggalek. Yang paling ironis sekali adalah sebagai kota kabupaten penuh budayawan kaliber nasional bahkan internasional, Dewan Kesenian Trenggalek belum menempatkan dirinya sebagai dewan yang mengakomodir kepentingan seniman yang ada dikabupaten trenggalek. Bahkan yang terjadi saat ini, para pengurus yang saat ini ada, kurang begitu greget dalam mengembangkan dan merawat budaya yang ada sehingga yang terjadi adalah banyak pejabat dan masyarakat trenggalek kehilangan karakter aslinya. Gedung kesenian dan budaya ( GESIBU ) adalah merupakan sebuah gedung yang hanya sebuah impian bagi para pelaku seni ditrenggalek. Kota sebesar trenggalek dengan pemerintah daerah yang sedang membanguin belum memikirkan, mengakomodir keinginan para seniman dan menganggap perlu adanya gedung tersebut.

4.    Bidang asset sangat diperlukan ketegasan dalam mensikapi permasalahan yang ada ditrenggalek supaya asset tersebut bisa difungsikan bagaimana caranya supaya mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan trenggalek. Kejelasan tentang asset daerah perlu keseriusan dalam penangannnya karena dibeberapa kecamatan banyak terjadi pengalihfungsian asset daerah menjadi lahan baru bagi orang yang tidak jelas ataukah bangunan yang dibiarkan mangkrak serta asset daerah yang lainnya. Karena dibeberapa kecamatan banyak terjadi sebuah bangunan dibiarkan mangkrak dan tidak berfungsi sehingga dikwatirkan rusak, ada bagunan karena sudah tidak dipakai menjadi beralih fungsi.

5.    Bangunan rumah dinas di dilem willis bendungan yang sampai sekarang dibiarkan ditumbuhi rumput liar, tanah pemda di dillem willis belum diusahakan supaya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat trenggalek dan didaerah lainnya. Semoga bupati mampu memberdayakan asset tersebut sebagaimana mestinya supaya trenggalek menjadi daerah dengan ikon yang diperhitungkan bagi indonesia, harap mansyur warga bendungan.

Banyak LSM, tokoh masyarakat maupun pejabat yang duduk dipemerintahan daerah yang berkata bahwa dipenghujung tahun 2013 ini merupakan tahun yang penuh masalah bagi daerah trenggalek. Selain hal tersebut diatas masih banyak masalah yang terjadi dibumi trenggalek. serta proyek – proyek yang lainnya yang semestinya bisa dirasakan masyarakat dipenghujung tahun namun banyak juga proyek  yang lain yang molor pengerjaannya. Ketegasan perangkat SKPD dalam menegaskan terhadap rekanan tentang nambord  yang tidak terpasang ataupun tidak dipasang oleh rekanan terhadap kejelasan sebuah proyek, supaya masyarakat paham terhadap proyek tersebut.

Kini semua lapisan masyarakat berharap semoga Mulyadi dan Kholiq sebagai bupati dan wakil bupati periode 2010 – 2015 menjadi dokter spesialis yang mampu mengobati semua masalah penyakit sebagai peninggalan pemerintahan masa lalu dan menjalankan program pembangunan yang benar - benar menyentuh kehati masyarakat dengan mengesampingkan apakah dia pada waktu pemilihan dulu, mendukung dia atau tidak, sehingga semua merasakan buah dari pembangunan, namun yang terjadi saat ini hanya janji politik semata. Dipenghujung pemerintahan Mulyadi – Kholiq yaitu tahun 2015 sebagai tahun akhir jabatan, pembangunan di Trenggalek belum tepat sasaran ( Rudi Sukamto SEKRETARIS AWDI DPC TRENGGALEK dan pemimpin redaksi Suara Trenggalek).

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger