Home » , » Bentuk Perenungan Perjuangan Nabi SAW, Pemkab Tradisikan Peringatan Maulid Nabi

Bentuk Perenungan Perjuangan Nabi SAW, Pemkab Tradisikan Peringatan Maulid Nabi

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Sabtu, 25 Januari 2014 | 10.08


                                          Foto: peringatan Maulid nabi Muhammad saw

Awdionline.com, Banyuwangi - Sebagai bentuk perenungan terhadap perjuangan nabi Muhammad SAW, pemkab mulai mentradisikan peringatan maulid nabi di lingkungan karyawan karyawati Pemkab Banyuwangi. Seperti halnya yang terlihat di pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (24/01), ratusan PNS, tokoh agama, tokoh masyarakat dan anggota masyarakat tampak melebur jadi satu.                                 

Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko yang membuka acara tersebut mewakili Bupati Anas mengatakan,  maulid nabi merupakan bagian dari upaya pemkab untuk mengenang nilai-nilai luhur perjuangan nabi SAW dan menghadirkannya kembali di tengah-tengah umat islam. Jadi, tutur wabup, tak hanya masyarakat saja yang rutin menyelenggarakan peringatan ini, tapi juga Pemkab Banyuwangi. "Mari kita jadikan moment ini untuk mengembangkan cara-cara yang arif untuk menjembatani berbagai perbedaan dengan agama lain. Sekaligus memahami ajaran agama islam dengan benar,"ajak Wabup yang dalam kesempatan itu didampingi anggota Forum Pimpinan Daerah,  Sekkab Slamet Kariyono, Asisten dan para kepala dinas.                                     
 
Tausiyah dari KH Ahmad Shiddiq, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwari  Kertosari tentang 4 hal yang membuat Allah murka, mengajak seluruh hadirin merenung. Keempat hal penyebab kemurkaan Allah tersebut, papar Kyai Ahmad Shiddiq,  antara lain, pertama, banyak pedagang yang berbohong. Contohnya, pedagang daging sapi yang dengan sengaja meng-oplos daging jualannya dengan daging babi hutan, dan menjualnya di pasar. Padahal konsep islam mengajarkan nabi Muhammad adalah pedagang yang jujur dan sukses. Beliau bahkan rela kekayaannya habis untuk membiayai perjuangan islam maupun membebaskan budak-budak yang dianiaya majikannya. 

Hal kedua yang menyebabkan Allah murka  yakni orang miskin yang sombong.  Dia tidak punya uang, tapi berani kredit di sana-sini. Konsep islam mengajarkan sebaliknya. Berapa pun harta yang dimiliki, seyogyanya disisihkan untuk kejayaan islam, dan senantiasa bersyukur seberapa pun Allah memberikan rizki.

Yang ketiga adalah orang yang dituakan karena ilmu atau umurnya, tapi tidak bisa dijadikan contoh atau teladan. Misalnya, semakin tua semakin suka berzina. Manusia semacam ini adalah manusia yang kehilangan barokahnya. Terakhir adalah pemimpin yang semaunya sendiri. Padahal dalam konsep islam, hukum harus ditegakkan. Meski anak kandungnya mencuri, tetap harus dihukum.       
Sebagai pamungkas acara yang juga diwarnai dengan penyerahan santunan pada anak yatim tersebut, ratusan telur yang menjadi ciri khas perayaan maulid nabi dibagikan  kepada seluruh hadirin. (Hum/Din)
    

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger