Sidoarjo, Jawa Timur.
Kantor Kecamatan Taanggulangin, Kab. Sidoarjo Jawa Timur, Bulan Desamber 2013 lalu, dijadikan tempat pelantikan 3 Kepala Desa. Kepala Desa Kalitengah, Kali Dawir dan Kepala Desa Ngaban. Warga sekitar dan para undangan begitu khidmad menyaksikan prosesi pelantikan Tiga Kepala Desa yang dilakukan oleh Sentot selaku Camat Tanggulangin. Hadir pula beberapa pejabat Pemkab Sidoarjo. Bersyukur prosesi pelantikan berjalan tanpa kendala apapun. Ketiga Kepala Desa merasa lega setelah sumpah jabatan diucapkan, dengan begitu para Kades baru tsb, bisa melaksanakan tugasnya dan siap menggerakkan roda kepemerintahan Desa sesuai mekanisme yang sudah ditetapkan oleh undang - undang.
Namun demikian, ada hal yang sangat di sesalkan oleh ketiga Kepala Desa adalah, mahalnya biaya pelantikan yang harus di keluarkan oleh ke Tiga Kepala Desa yang dilantik. Setiap Kepala Desa dibandrol oleh Camat Tanggulangin Rp. 20 Jt. Ketiga kepala Desa ini tidak bisa berkutik, selain merasa sebagai kepala Desa baru yang buta dengan mekanisme pelantikan juga mengingat yang melantik adalah Camat yang nantinya sebagai atasannya dalam kedinasan ditambah besarnya ongkos pelantikan. Mau ataupun tidak, ketiga Kades tersebut harus mengikuti meski dengan susah payah harus mencarikan dana 20Jt demi pelantikannya. Total 60 Jt biaya untuk prosesi pelantikan.
Muncul masalah baru, selang beberapa hari setelah acara pelantikan. Bukan karena yang dilantik bermasalah, akan tetapi biaya pelantikan yang jadi masalah di masyarakat Tanggulangin. Informasi yang berkembang di masyarakat Tanggulangin dan keterangan dari beberapa narasumber menyebutkan bahwa, moment pelantikan Kepala desa ini, diduga telah disalah gunakan (Aji Mumpung) oleh Camat untuk menilkmati hasil sisa uang dari pelantikan tiga Kades tersebut. Bahkan issue yang merebak di masyarakat, sisa uang Rp. 20 Jt dari total Rp. 60 Jt dana yang dianggarkan, masuk ke kantong Camat. Hal ini yang menjadi suatu pertanyaan di masyarakat, mungkinkah seorang Sentot melakukan tindakan seperti yag banyak dibicarakan masyarakat Tanggulangin ??? Mengingat Dia pernah tersandung masalah yang akhirnya harus berhadapan dangan Hukum.
Sungguh amat disayangkan, saat Tim Investigasi Media ini berniat konfirmasi dan Klarifikasi ke Camat Sentot, bukannya memberi klarifikasi permasalahan yang sedang terjadi akan tetapi Hardikan dan tantangan mengajak berduel dengan Wartawan Media ini nyaris terjadi di dalam ruang kerjanya. Untunglah Tim Investigasi Media ini mampu menahan diri. Ternyata Camat Tanggulangin sosok yang Arogan berperilaku bagai Preman kampung, malahan sempat pamerkan CLURIT yang sengaja disimpan dibawah meja kerjanya. Baru kali ini dalam sejarah Camat bersenjata CLURIT.
Kejadian dan perilaku memalukan ini tidak patut dilakukan oleh pejabat manapun yang akhirnya bisa mencoreng dan merusak Citra Camat sebagai pengabdi dan pelayan dimata masyarakat.
Wartawan Media ini sengaja menulis berita terkait kelakuan dan perangai Camat Tanggulangin yang Arogan dan menjurus ke Premanisme dan sangat tidak pantas untuk dilakukun oleh seorang Camat. Berharap kepada Pemkab Sidoarjo, khususnya ke pada Bupati Sidoarjo bahwa, warga Kecamatan Tanggulangin tidak membutuhkan Pemimpin yang Arogan dan bergaya Preman, namun membutuhkan sosok pemimpin yang berwibawa, bijaksana punya kredibilitas jelas yang patuh serta mengerti terhadap Hukum. Kelakuan Camat Sentot sama halnya mencoreng Citra Camat diseluruh NKRI. Semoga ada perhatian khusus dari Pemkab Sidoarjo khususnya Bupati Sidoarjo terkait Arogansi dan perilaku Camat Tanggulangin yang telah merusak Citra Pejabat Pemerintah dan sebagai Abdi Negara maupun sebagai Pelayan Masyarakat. ( Aria Yudha )
Posting Komentar