Home » , » MENGURAI KEMACETAN DI TANGERANG & SOLUSINYA

MENGURAI KEMACETAN DI TANGERANG & SOLUSINYA

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Jumat, 07 Maret 2014 | 16.13

MENGURAI KEMACETAN DI TANGERANG & SOLUSINYA


Tangerang Kota - Awdionline.com,
    Hampir semua jalan di Tangerang & sekitarnya  mengalami kemacetan yang cukup membuat kita pusing, kesal, dan uring-uringan akibat kemacetan yang terjadi.Sebenarnya sederhana saja, kemacetan itu disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertambahan jumlah kendaraan dan pertambahan jumlah jalan.

Selama ini pertambahan jumlah kendaraan meningkat dengan pesat sementara pertambahan jalan bisa dikatakan tidak ada pertambahan yang signifikan. Selain itu, faktor yang turut berperan dalam kemacetan adalah banyak pengendara yang tidak disiplin dan tidak mematuhi peraturan berlalu lintas serta jumlah penduduk Tanngeraang & sekitarnya yang semakin banyak akibat urbanisasi.

Kadis Dishub Kota Tangerang , Drs.Herman Suharman Msi mengutarakan bahwa Ada Beberapa cara yang telah ditempuh oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang  dalam mengatasi kemacetan, seperti memberlakukan satu jalur menjadi dua lajur kendaraan  pada jalan-jalan tertentu dan membangun  Jalur Buslane Tapi nampaknya usaha tersebut tetap saja tidak bisa mengatasi kemacetan. Khusus untuk kendaraan yang menggunakan jalur buslane, Ungkapnya di depan kantor Dishub Kota Tangerang, Kamis ( 6/03 )
      

Menambahkan kembali, Tangerang Kota  sebagai Wilayah yang  berbatasan langsung dengan Ibukota DKI Jakarta serta disokong oleh beberapa daerah seperti Tangerang Selatan & Tangerang Kabupaten. Di mana banyak masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di daerah-daerah tersebut bekerja di Jakarta. Bisa dibayangkan kalau sebagian besar dari mereka menggunakan kendaraan ditambah dengan penduduk Tangerang Kota  yang terus bertambah. Tangerang Kota jadi membludak dan akibatnya kemacetan terjadi di mana-mana.
Sebagai daerah & jantung ibukota yang masih berkembang, tentu masyarakatnya, berlomba-lomba menuju ke penghidupan yang lebih baik. Pada umumnya, mereka mengukur kesuksesan dengan memiliki kendaraan roda 4 (mobil). Ada kebanggaan dalam dirinya dan ingin menunjukkan kepada keluarga, teman, dan masyarakat di sekelilingnya bahwa ia telah sukses. Semakin banyak mobil semakin kaya (sukses) dan banggalah ia.

Hal yang juga memicu kemacetan adalah jumlah penduduk. Orang berlomba-lomba hijrah ke Jakarta & Tangerang mencari pekerjaan atau kehidupan yang lebih layak. Umumnya, putra-putri terbaik daerah yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi hijrah ke Jakarta & Tangerang . Bahkan yang tidak berpendidikan pun semuanya hijrah ke Jakarta & Tangerang . Ibaratnya Jakarta & Tangerang  adalah gula yang dikerebuti oleh semut. Sehingga menimbulkan banyak masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial, kepadatan penduduk, dan lain-lain. Kenapa bisa terjadi demikian? Hal itu dapat disebabkan karena pembangunan yang tidak merata. DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara mendapat perhatian yang berlebihan dalam semua aspek pembangunan, baik industri, infra suruktur maupun birokrasinya. Sementara daerah lain terutama Tangerang Kota dan daerah lainnya mendapatkan porsi dan perhatian yang lebih kecil. Sehingga terjadi ketidakseimbangan. Belum lagi pembangunan banyak yang tidak berorientasi lingkungan, sehingga dampaknya menjadi rawan banjir, longsor. dan sebagainya. Dampak yang lebih besar mungkin saja akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang.
      Sebagai sebuah negara yang luas dan terdiri dari banyak pulau dan jumlah penduduk yang besar. Perlu dipikirkan suatu sistem yang sesuai dalam menata negara ini. Mungkin kita bisa meniru sistem yang dipakai di Amerika Serikat, karena hampir ada kemiripan dalam hal luas daerah dan jumlah penduduk.

Ide tentang perpindahan ibu kota dan pembagian daerah (kota) sesuai dengan aktifitas terbesarnya juga mungkin merupakan solusi yang bisa dipertimbangkan, dipikirkan dan direncanakan secara matang. Namun itu merupakan solusi jangka panjang. Yang harus segera dilaksanakan, yaitu bagaimana untuk segera mengatasi kemacetan terutama di Tangerang Kota. Berikut ini, mungkin bisa menjadi solusi dalam mengatasi kemacetan di Tangerang & Sekitarnya, antara lain:

  1. Jalan-jalan yang dilalui oleh pengendara  yang menyebabkan penyempitan badan jalan harus segera diperlebar.
  2. Membangun transportasi massal lain, seperti misalnya subway atau monorel
  3. Menerapkan usia kendaraan yang layak beroperasi. Ini juga dapat mengurangi polusi.
  4. Meningkatkan tarif pajak kendaraan bermotor, khususnya kendaraan roda empat.
  5. Mengadakan pelatihan atau seminar kepada supir-supir angkutan umum  tentang keselamatan dan peraturan berlalu lintas.
  6. Menegakkan aturan dengan menindak tegas semua pelanggar lalu lintas tanpa kecuali ataupun oknum polisi yang berbuat pungli.
  7. Memperbanyak dan terus menerus mengingatkan masyarakat melalui spanduk, brosur, ataupun iklan tentang disiplin berlalu lintas. Baik di media Cetak ataupun media elektronik, tutur Drs. Herman.Suharman, Msi

Kordinator Lapangan (Korlap )Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia  ( AWDI ) ,Hardy angkat bicara mengutarakan bahwa buah pemikiran Kadis Dishub Kota Tangerang  di atas sangat mungkin sudah dipikirkan oleh kepala daerah Kota Tangerang , para ahli ataupun pemerhati transportasi. Namun kenyataannya sampai saat ini hampir tidak ada aksi yang nyata, dalam mengatasi kemacetan terutama di Wilayah Tangerang . kalaupun ada, maaf hanya panas-panas tahi ayam. Di negara ini terlalu banyak orang pintar, tetapi sangat sedikit orang yang bisa atau mau mengimplementasikan ilmu yang dimilikinya. Mungkin juga sangat berhubungan dengan kesejahteraan. Seharusnya buah pemikiran tersebut harus direalisasikan oleh Kepala Daerah & DPRD Kota Tangerang , agar implementasi pemikiran tersebut tidak hanya jadi wacana belaka. Karena selamma ini, pemerintah atau pejabat, lebih memikirkan perut sendiri dari pada memikirkan perut rakyat. Memang diperlukan dana yang tidak sedikit, tapi kalau dibandingkan dengan uang negara yang lenyap akibat korupsi..wah tidak bisa dibayangkan!

Akhir kata, Korlap AWDI sebagai warga negara merasa terpanggil untuk memberikan pikiran-pikiran yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh pejabat yang berkepentingan. Kalaupun tidak, setidaknya telah berusaha memikirkan kemajuan kita bersama tuturnya di Kantor Dishub Kota Tangerang.

(Die 007 & Alvi)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger