Wawasan Kebangsaan Jejaring Pemuda Gaul Lintas Iman
Bojonegoro, AWDI online.com - Komisi net working dan misi GKI Klasis Bojonegoro bekerjasama dengan jaringan GUSDURian Jawa Timur , sabtu (21/3) menggelar acara dialog dengan thema “ Wawasan kebangsaan jaringan pemuda Gaul lintas iman,” di gedung Maharani Bojonegoro.
Dalam acara yang bertajuk membangun toleransi dan kebangsaan itu di hadirkan beberapa tokoh yaitu KH Alamal Huda ( ketua FKUB Bojonegoro), KH Hanafi ( ketua BAKESBANG limas Bojonegoro ), Pdt Simon Filantropa( OIKMAS GKI Sinwil Jatim ), Andreas Kristanto ( calon pendeta / ketua net working dan misi GKI Klasis Bojonegoro ), Gus Aan Anshori ( koordinator GUSDURian Jawa Timur.
Sekitar 100 pemuda utusan dari Gereja (GKI), Klenteng, Khatolik, K.P 5 ( komunitas pemuda lintas iman) Bojonegoro serta pemuda PMII Bojonegoro memenuhi gedung Maharani. Pada kesempatan ini calon pendeta GKI Jombang Andreas Kristanto dalam sambutannya mengatakan,” Indonesia terancam dengan adanya gerakan intoleransi yang semakin menguat dan masuk ke masyarakat, saat ini manusia terancam dengan adanya gerakan intoleransi, gerakan itu semakin kuat terhadap keaneragaman yang ada,” kata Andreas Kristanto.
Gus Aan Anshori sebagai koordinator jaringan GUSDURian Jawa Timur memaparkan bahwa ,” konsolidasi antara Agama masih bersifat ritual proseduralistik, hanya sekedar untuk mentaati pemerintah pusat, minus pembelaan terhadap yang tertindas ,” Gus Aan juga menambahkan ,” Pemuda perlu membangun barisan yaitu dengan cara menemukan pondasi spiritualitas yang kokoh agar mampu beragama secara percaya diri dan merancang agenda bersama di kalangan pemuda lintas agama.” Gus Aan Anshori menambahkan bahwa,” Aktor aktor kekerasan selama ini di Indonesia adalah Negara ( 117 tindak kekerasan ), Masyarakat ( 65 tindak kekerasan ), FPI ( 16 tindak kekerasan ), gabungan ormas Islam ( 7 tindak kekarasan ), MUI ( 14 tindak kekerasan ), dll. Fakta ini menunjukkan adanya realitas kasus kasus intoleransi yang bertumuh subur di Indonesia, oleh sebab itu aktivitas jaringan GUSDURian di Jawa Timur adalah dengan memperkuat rasa solidaritas dan kerukunan antar pemeluk Agama yang lain, sehingga perbedaan menjadi kekuatan bukan menjadi alat perpecahan,” kata Gus Aan Anshori.
Sedangkan Pdt Simon Filantropa berpandangan bahwa,” Iman yang sehat dan krisis adalah ketika hidup memeluk dan mendekap kepelbagian, karena semua itu diciptakan oleh Tuhan, hidup dalam rahmat Allah adalah hidup yang memelihara dan mencintai kemanusiaan, karena manusia memiliki harkat dan martabat sebagai ciptaan yang mulia,” tutur Pdt Simon Filantropa . Melalui dialog ini kita diajak untuk lebih tebuka antara Agama yang satu dengan Agama yang lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya, kita terbuka di tengah perbedaan dan keberagaman. Perbedaan perlu kita syukuri, serta kita rayakan di tengah kehidupan ini.
Kiai Alamul Huda sebagai ketua FKUB Bojonegoro mengatakan,” Kebersamaan untuk memerdekakan dan menjadikan bangsa ini satu untuk keragaman adalah bagian tidak terpisahkan hingga saat ini, semua suku , Agama, ras, antar golongan menyatakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan oleh masyarakat Indonesia, keaneka ragaman tersebut perlu dipupuk dan dikembangkan secara lebih luas dalam dataran terkecil dan tidak hanya menjadi simbul pada lambang Negara kita, tugas sebagai masyarakat yang peduli adalah merealisasikan dan memupuk apa yang telah diperjuangkan oleh founding fathers Negara kita salah satunya menjadikan Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dari kesadaran keragaman dalam kehidupan sosial kita.” (Bbh)
Posting Komentar