Home » » Rumah Adat Suku Lok Melakukan Upacara Ritual Adat Untuk Menghormati Nama Besar Kesukuan

Rumah Adat Suku Lok Melakukan Upacara Ritual Adat Untuk Menghormati Nama Besar Kesukuan

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Minggu, 20 September 2015 | 21.46

Rumah Adat Suku Lok Melakukan Upacara Ritual Adat Untuk Menghormati Nama Besar Kesukuan

Atambua - Awdioneline.com - Upacara ini baru di lakukan selama 20 tahun sekali Sejak tahun1995 lalu di lakukan ritual adat dan baru di adakan lagi tahun 2015 ini,upacara di lakukan dengan iringan tarian likurai dan tebe yang merupakan budaya orang belu jika melakukan ritual adat rumah suku,serta di bagian bubungan rumah terdapat kain berwarna merah dan sebuah perak lambang keberanian.
Acara rumah adat sering di lakukan dengan haksudik yang artinya berkumpulnya anggota suku dalam mengumpulkan sembako demi kelancaran uma wen dan dalam perkumpulan adat ada juga di sebut dengan nama uma wen ,serta di lakukan beban bagi anggota suku ada pung beban bagi anggota suku terdiri dari bagian prempuan di sebut fetosawa sedangkan laki-laki di sebut mane oan, dengan beban kepada anggota suku sebesar Rp 500.000 dan 2 ekor babi serta ayam untuk ritual keselamatan dan rejeki bagi anggota suku, dengan mengamalkan adat dalam ke tujuh sila yg di anggap mempunyai ritual sakral di antaranya Hanoin, ha, hemu, hadomi, haklaran, hakneter, dan haktaek, dan kata yang ada mempunyai banyak makna yang artinya ingat makan minum saling menghargai dan menghormati karena adat mempunyai sopan santun yang tinggi, dengan mengadakan ritual adat suku uma lok tersebut bahwa tungku pemerintah di belu bukan hanya pada adat tetapi pada ketiga tungku yaitu agama, adat, dan pemerintah
Sampai saat ini anggota suku uma lok meyakini bahwa adat bukan menjadi beban tetapi menghargai selama ini ada yang mengatakan adat memberatkan hal tersebut sama sekali tidak benar, di yakini oleh petrus beas sebagai ketua suku uma lok dan upacara ini juga merupakan pembenahan adat agar para anggota suku meyakini dan menyadari pentingnya upacara adat untuk keberlangsungan hidup dan percaya kepada tiga raja matahari dengan sebutan Loro yang di sebut Loro dasi manesa lorok yg artinya matahari pagi dan loro dasi mani lorok matahari tengah di jam 12 siang dan loro dasi manae lorok matahari sore hari, dan setelah sesi semua upacara adat selesai di lanjutkan dengan penimbaan air pemali yang di lakukan setiap 20 tahun sekali, dan air tersebut melambangkan kehidupan dan di simpan dalam rumah adat.
Yang bertanggung jawab dalam suku serta ritual adat oleh Petrus beas ketua suku uma lok serta baltasar baha sebagai dprd suku dan yakobus mauk kepala suku bidang pertanian, setelah itu d tutup dgn pendinginan rumah oleh malun yang artinya suku yang mengeluarkan beban berat dari dalam kesukaan besar.(Merry)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger