MITIGASI BENCANA MACHUNG DAN GKI SINWIL JATIM DI WOT GALIH LUMAJANG
Lumajang, AWDI online - Komunitas pemerhati lingkungan Universitas Machung Malang bersinergi dengan GKI Sinode Wilayah Jatim, Laskar Hijau dari Klakah, Selok Awar awar dan Pondok Pesantren Nurulisan Desa Wot galih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang ,Tokoh tokoh umat Kristen Katolik dan Tokoh tokoh Agama Hindu, Budha, mengadakan penanaman pohon mangrove (bakau) di pantai Dusun Meleman Desa Wot galih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang guna penghijauan wilayah pantai Meleman Wot galih Yosowilangun.
Menurut keterangan salah satu tokoh masyarakat setempat bahwa pantai pasir di wilayah dusun Meleman Desa Wot galih ini adalah salah satu wilayah pantai yang masih murni belum terjamah oleh para penambang pasir seperti di daerah daerah kecamatan lain sekitar Lumajang, dan menurut keterangan tokoh masyarakat tersebut bahwa ijin penggalian pasir di wilayah ini sudah terbit dan sampai hari ini masih belum di cabut tetapi tidak bisa melaksanakan aktifitas penambangan di karenakan ditentang oleh masyarakat sekitas.
Menjawab tantangan ini GKI Sinwil Jatim, Universitas Machung, Ponpes Nurulisan beserta tokoh tokoh lintas Agama beserta aktifis pemerhati lingkungan mengadakan pembelajaran tanggab bencana dan secara nyata mengadakan penghijauan di pesisir pantai Meleman.
Senin (01/02) – Rabo(03/03) Dosen Universitas Machung Daniel (Fak ekonomi),Pdt DR Simon Filantropa( GKI Sinwil Jatim),KH Piilmadi (Ponpes Nurulisan),Romo Wawan (Tokoh Katholik dari Surabaya) menyampaikan materi mitigasi bencana di Desa Wot galih Kec Yosowilangun.
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencan (pasal 1 ayat 6 PP Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana). Bencana sendiri adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam , mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan/atau factor non alam maupun factor manusia hingga mengakibatkan timbulnya korban nyawa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologi. Bencana dapat berupa kebakaran, tsunami, gempa bumi, letusan gunung api dan banjir,longsor, badai tropis dan lainnya . Kegiatan mitigasi bencana diantaranya diperkenalkan : dengan pengenalan dan pemantauan risiko bencana, perencanaan partisipasif penanggulangan bencana,pengembangan budaya sadar bencana,penerapan upaya fisik non fisik dan pengaturan penanggulangan bencana, identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya ancaman bencana, pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam, pemantauan terhadap penggunaan tehnilogi tinggi, pengawasan terhadap tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan siklus waktu , kegiatan penanganan bencana dapat dibagi empat katagori, pertama kegiatan sebelum bencana terjadi ( mitigasi ), ke dua kegiatan saat bencana terjadi (perlingan dan evakuasi ), ke tiga kegiatan tepat setelah bencana terjadi ( pencarian dan penyelamatan), ke empat kegiatan pasca bencana ( pemulihan / penyembuhan dan perbaikan /rehabilitasi) . Bila di lihat dari definisi mitigasi berarti kegiatan yang dilakukan sebelum terjadinya bencana terjadi, untuk mencegah atau mengurangi dampak resiko bencana. Kegiatan bersifat preventif masuk katagori pertama ( mitigasi ) sementara kuratif ( penyembuhan ) masuk katagori ke empat kegiatan pasca bencana.
Dengan berkegiatan lintas Agama berserta aktifis pemerhati lingungan ini, harapan kita semua pantai Meleman akan nampak hijau asri alami pantai pasir tetep menjadi resapan air laut dan penahan bencana Tsunami warga masyarakat dusun Meleman Desa Wot galih Yosowilangun Lumajang. (Bb H)
Posting Komentar