Home » , » Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Mengadakan Arak - arakan Mulud Endog-Endogan Berlangsung Meriah

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Mengadakan Arak - arakan Mulud Endog-Endogan Berlangsung Meriah

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Senin, 03 Februari 2014 | 13.31

Awdionline.Com Banyuwangi – Arak-arakan Mulud endhog-endhogan yang digelar oleh Pemerintah kabupaten  Banyuwangi, pagi ini, Kamis (30/1) berlangsung meriah. Ribuan peserta yang terdiri atas pelajar mulai tingkat sekolah taman kanak-kanak (TK) hingga SMA, komunitas sanggar, dan perwakilan kelurahan se Kabupaten Banyuwangi tampil total membawakan berbagai tema dan aneka kreasi endhog-endhogan. Para penonton juga antusias menyaksikan pawai yang digelar untuk memperingati Kelahiran Nabi Muhammad SAW ini. (30/1/2014)   

Mewakili Bupati Abdullah Azwar Anas, Asisten Administrasi Umum, Sulihtiyono, MM, MPd mengatakan bahwa endhog-endhogan telah menjadi bagian dari budaya daerah yang mengingatkan kembali tentang jejak Nabi dan perjuangan beliau dalam menyiarkan dakwah Islam. “Penjuangan Rasullullah SAW harus dapat kita aplikasikan pada saat ini dengan bekerja keras dalam profesi masing-masing untuk kemajuan Banyuwangi,” ujar Sulihtiyono.

Usai memberikan sambutan Sulihtiyono bersama perwakilan Forpimda menabuh alat musik terbang bersama-sama dengan diiringi sholawat sebagai tanda dimulainya arak-arakan endhog-endhogan.
Acara yang turut dihadiri oleh para  Budayawan Banyuwangi ini diawali dengan tampilnya tiga regu kehormatan dari sekolah taman kanak-kanak (TK) TK Al-Qomar, Rahmatullah dan TK Pertiwi. Anak-anak TK tersebut menambah kemeriahan acara dengan  membawakan aneka kreasi endhog-endhogan  dalam balutan busana muslim yang ceria.

Kemudian arak-arakan endhog-endhogan inti yang terbagi dalam delapan gugus barisan pun dimulai. Barisan pertama mengisahkan masuknya Islam di bumi nusantara. Melalui aksi teatrikal, barisan ini menyuguhkan bagaimana kisah awal Sunan Kalijaga menjadi salah satu Wali Songo hingga perjalanan dakwah yang dilakukannya melalui seni. Pada gugus ini juga ditampilkan gending-gending yang pernah dibawakan oleh Sunan Kalijogo seperti Dandanggula, Semarangan dan Lir-Ilir. Tidak hanya itu barisan ini juga menunjukkan keragaman agama dan budaya yang ada di Banyuwangi dengan menerjunkan barisan anak-anak yang memakai baju khas Tiong Hoa dan Muslim.

Di gugus kedua, para peserta membawakan tema Masuknya Islam di Bumi Blambangan dengan mengangkat kisah Syech Maulana Ishak dan Sekar Dalu. Para peserta di gugus ini mengisahkan Syech Maulana Ishak yang berhasil menyembuhkan putri kerajaan Blambangan, Putri Sekar Dalu, hingga akhirnya keduanya menikah. Setelah menjadi bagian keluarga kerajaan, Syech Maulana pun mengembangkan ajaran Islam dari dalam Istana.

Pada gugus ketiga menceritakan kisah awal endhog-endhogan di Banyuwangi yang konon diawali pada tahun 192. Aksi teatrikal gugus ini menggambarkan pertemuan di Bangkalan antara Mbah Kyai Kholil, pimpinan Ponpes Kademangan Bangkalan dengan KH. Abdullah Fakih. Kyai  Fakih merupakan pendiri Ponpes Cemoro Balak, Songgon, Banyuwangi. Dalam pertemuan tersebut, Kyai Kholil mengatakan bahwa kembange Islam wes lahir di nusantara (Nadlatul Ulama-red), yang dipersonifikasikan sebagai endhog (telur). Yaitu kulit telur melambangkan kelembagaan NU sendiri, sementara isi telur melambangkan amaliyah.

Sepulang dari pertemuan tersebut, Kyai Fakih pun menyebarkan amanah tersebut dengan cara mengarak keliling kampung gedebog pisang yang telah dihias dengan tancapan telur-telur dan bunga, dengan disertai lantunan sholawat dan dzikir. Inilah cikal tradisi endog-endogan yang ada di Banyuwangi.

Pada gugus-gugus selanjutnya ditampilkan tema-tema dengan berbagai warna yang memiliki makna berbeda, seperti hijau, merah, kuning, putih dan ungu. Pada gugus-gugus ini ditampilkan kreasi endhog-endhogan yang ditampilkan dengan aneka bentuk. Seperti miniatur masjid, miniatur Ka’bah dan menara masjid. Juga ada kreasi endhog-endhogan BEC yang ditampilkan dalam kostum menawan oleh para siswa sekolah dasar.

Di barisan paling belakang para siswa-siwi SMA dan SMK tidak ketinggalan unjuk kebolehan. Mereka melakukan parade peragaan busana muslim. Dibelakangnya marching band Korps Musik Pemkab Banyuwangi menjadi penutup dari rangkaian kegiatan arak-arakan mulud endhog-endhogan kali ini.

“ Pawai Endhog-endhogannya bagus, kisah yang diceritakan juga unik. Selain itu anak-anak yang menjadi pengisi acara sangat lucu dan menarik,” ungkap Wahyuni Agustin (17), warga Kelurahan Mojopanggung mengungkapkan kesannya usai menyaksikan arak-arakan endhog-endhogan.
Sementara itu para peserta pada pawai endhog-endhogan akan melalui rute JL. Ahmad Yani, terus ke Jl. PB. Sudirman hinga Jl. Susuit Tubun dan berakhir di Taman Blambangan. (***Din***)



Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger