Home » , » “KOLAK AYAM GUMENO” NENU TAKJIL DI MALAM KE 23 RAMADHAN

“KOLAK AYAM GUMENO” NENU TAKJIL DI MALAM KE 23 RAMADHAN

Written By Kantor Berita AWDI Pers on Jumat, 10 Juli 2015 | 22.44

 “KOLAK AYAM GUMENO” NENU TAKJIL DI MALAM KE 23 RAMADHAN

Wartawan  AWDI online.com  angkat jempol bersama komunitas Suara Gresik
setelah menikmati kolak ayam di Masjid Jami' desa Gumeno Gresik
Gresik , AWDI online.com  – Hidangan takjil kolak  lazimnya sajian  berupa minuman segar dan biasa di sajikan menjadi menu khas berbuka puasa , namun berbeda halnya dengan kolak yang disajikan oleh masyarakat desa Gumeno, kecamatan Manyar, kota kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Hidangan kolak ayam di desa Gumeno ini disajikan pada setiap hari ke 22 Ramadhan  atau di  malem 23 Ramadhan ,orang jawa mengatakan malam telulikur. Kamis (09/07) Desa Gumeno mulai pagi –pagi benar halaman Masjid Jamik ramai para laki laki mempersiapkan menu khusus takjil berbuka puasa bersama di Masjid Jamik dan puncaknya sore sehabis buka bersama takjil kolak ayam gumeno masyarakat desa Gumeno  layaknya hari besar desa ini di kunjungi para saudara ataupun masyarakat sekitar desa Gumeno bahkan banyak pendatang dari luar kota, Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto ataupun masyarakat kota sekitar lainnya datang khusus menikmati takjid kolak ayam yang konon kata masyarakat desa Gumeno kolak ayam bisa menyembuhkan segala penyakit dan buat badan  segar juga sehat selalu.
Konon menurut sejarah, tradisi pembuatan kolak ayam  di malam ke 23 Ramadhan bermula saat Sunan Dalem putra Sunan Giri pendiri Masjid Jamik pada tahun 1541 Masehi mengalami sakit dan beliau tidak tahu jenis penyakitnya, hingga suatu hari di malam  dua puluh tiga  Ramadhan Sunan Dalem memutuskan untuk Salat Istikharah dan akhirnya beliau mendapatkan wahyu dari ALLAH.
Seketika itu juga Sunan Dalem meminta kepada santrinya untuk menyiapkan ayam jago kampung untuk di potong dan dimasak di Masjid menjadi kolak ayam, ajaibnya setelah menyantap hidangan kolak ayam  Sunan Dalem berangsur angsur sembuh dari penyakitnya.Sejak inilah sebagai ungkapan syukur atas kesembuhan Sunan Dalem masyarakat Desa Gumeno membuat kolak ayam setiap malam 23 Ramadhan  dan di sajikan menu santap berbuka puasa. Bahkan ritual acara memasak kolak ayam di tahun 2015 ini adalah tradisi masak yang ke 490 kali dan ketua panitia Ustat Su’udi mengatakan  acara ini menghabiskan 205 ekor jago ayam kampong dan  fihak panitia menyiapkan 600 porsi untuk para tamu dan masyarakat setempat.
 Penduduk Desa Gumeno  membuat menu kolak ayam setiap malam 23 Ramadhan, kendati demikian warga setempat menolak dikatakan tradisi tersebut sebagai salah satu bentuk perbuatan syirik, namun mereka pada umumnya berpandangan tetep melaksanakan tradisi tersebut hanya untuk melestarikan tradisi peringatan Sunan Dalem putra ke dua Sunan Giri.
Gumeno sendiri dari kata Arab “ ya kaumna” yang berarti komunitas warga desa. Beberapa saat mendirikan Masjid Jamik di desa ini, beberapa kaumnya menderita sakit, mungkin terlalu lelah  bekerja keras . Sunan Dalem putra Sunan Giri murid Sunan Ampel  kemudian meminta para warga membuat kolak ayam sebagai obat untuk menyembuhkan kaumnya yang sakit. Makanan ini sendiri memang tidak lumrah dan sangat unik. Dibuat dari ayam kampong jago direbus, kemudian di suwir suwir dagingnya , suwiran daging ayam jago direbus dimasak dengan santandan bumbu jinten, gula merah, daun bawang muda, rasanya sangat manis dan gurih dengan aroma dan citarasa jinten yang sangat kuat. Tetapi, ternyata berkhasiat untuk penyembuhan dan menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kita.
Tradisi semacam ini sangat langka dan perlu menjadikan apresiasi bersama sebagai  tradisi budaya Bangsa yang harus kita pertahankan dilestikan  bersama, bentuk wujud kecintaan kita pada bentuk budaya. Bb H
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Edited By : Abib Visual
Copyright © 2013. Awdi Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger